Sabtu, 16 Juli 2011

TKI Bukan Impian

Berawal dari hebohnya berita tentang TKI,aku sebagai pendamping seorang TKI, banyak hal yang terlintas di benakku,yang ingin kutuangkan menjadi sebuah goresan.

Mengenang sebuah Pepatah "Hujan Emas di negeri orang,hujan batu di negeri kita,masih enak di negeri sendiri ".

Ada berbagai tujuan dan alasan orang datang  dan tinggal di luar Negeri,diantaranya :

1. Para pelancong yang hanya keluar negeri untuk tujuan berlibur.

Diterminal keberangkatan luar negeri,banyak ditemui saudara kita yang hendak berlibur keluar negeri.Ada yang mau berlibur ke Singapura /negara jiran lainnya,dan ada juga yang akan ke Eropa,Amerika atau ke Timur tengah. Saudara kita ini adalah orang yang paling beruntung,karena dengan hidup dinegeri sendiri,mereka bisa plesiran kenegara manapun yang mereka inginkan. Karena kehidupannya di tanah air sendiri cukup makmur serta sukses membangun ekonomi. Sehingga dengan kesuksesannya,dia bisa jalan jalan menikmati keindahan dunia luar.Dia bisa berbelanja barang barang mewah berkelas dunia. Merekapun terdiri dari berbagai profesi,seperti pengusaha,pedagang,pejabat dan sebagainya. Keluar negeri pastinya atas keinginan dan hasrat sendiri tanpa harus ada beban dan paksaan dari segala sisi,apa lagi dari segi tuntutan ekonomi.

2. KeDutaan dan perangkatnya (KBRI)

Beliau ini adalah utusan negara yang tinggal di negara orang karena urusan kedinasan.Beliau tinggal dan punya legalitas sendiri disuatu negara dimana mereka ditempatkan.Bersyukur,karena beliau merupakan pelindung dan tempat mengadukan segala urusan yang berhubungan dengan para warga negara yang berkunjung ke negara itu. Kalau boleh di Sebut,Beliau adalah presiden dan para mentrinya para TKI untuk negara yang ditempati,dan para warga negara Indonesia yang berkunjung kenegara itu. Sebagian besar mereka tentunya akan menikmati hidup diluar negeri dengan dibiayai negara,walau ada sebagian kecil yang kurang menikmati karena harus terpisah dari keluarga dan saudara.

3. Para Pelajar

Mereka juga para orang orang yang dibarisan orang orang yang beruntung. Karena dengan kemampuan kepintaran dan kecerdasan yang dimiliki,mereka bisa mengecap pendidikan diluar negeri dengan caranya masing masing. Ada yang karena kepintarannya dia disponsori oleh negara maupun pihak swasta,dan tidak sedikit pula yang diongkosi oleh orang tuanya /maupun mengongkosi dirinya sendiri ,yang pastinya punya kemampuan ekonomi untuk itu.Sebagian besar dari mereka tentunya sangat bahagia dan menikmati hidup diluar negeri,meskipun ada segelintir yang minta kembali ke tanah air karena alasan tertentu.


4. Para Pengemban Tugas Baik Tugas Negara,Swasta,Pencari Berita maupun Para Pengusaha

Dalam Hal ini mereka keluar negeri dalam rangka menjalankan tugas/dinas sesuai dengan bidangnya masing masing. Kelompok ini sifatnya temporary dan biayanya pada umumnya di biayai oleh instansi yang mengutusnya. Tentu saja mereka sangat beruntung dan berbahagia. Karena berhasil atau tidak dalam misinya,minimal dia sudah bisa gratis jalan jalan keluar negeri tanpa harus merogoh koceknya sendiri.Banyak orang mendambakan untuk mendapatkan fasilitas ini. Apalagi biasanya dia tidak terikat waktu berlama lama diluar negeri,dan setelah selesai tugas,mereka bisa kembali kepangkuan keluarga. Lebih seru lagi kalau perjalanan itu bisa di biayai bersama keluarga juga.

5. Para Pekerja Yang sering di sebut TKI


Kelompok ini paling banyak jumlahnya dan paling banyak beredar diseluruh dunia.Kelompok ini terdiri dari 2 kelompok besar yaitu: Kelompok Profesional Skill (expert)  dan kelompok Non Skill

A.Kelompok Profesional skill (Expert)

Meskipun pada dasarnya,bekerja di negara sendiri dengan gaji dan fasilitas yang sama lebih didambakan,dan diharapkan,kelompok ini sedikit lebih beruntung,karena bekerja diluar negeri dengan aturan yang jelas,gaji yang bisa dibilang lumayan dan fasilitas dari perusahaan cukup memadai.Kebanyakan mereka bekerja di perusahaan perusahaan besar,perbangkan,perhotelan,telekomunikasi,dokter,guru dan beberapa perusahaan milik negara lainnya.Pastinya kelompok ini,sebelum berangkat sudah dibekali ilmu dan pengalaman yang cukup untuk bisa bersaing dengan para profesinal skill dari negara lain. Umumnya golongan ini sudah berbekal pendidikan yang memadai. Perbandingan jumlah yang senang tinggal dinegara orang dengan yang tetap ingin segera kembali ke tanah air cukup berimbang.Karena bagaimanapun juga,berada disekitar saudara saudara dan keluarga bagi sebagian orang merupakan satu keharusan dan kebutuhan.Walau bagi sebagian yang lain bisa enjoy dan menikmati  serta mampu mensiasati hari demi hari dengan berbagai macam ide dan cara.
Namun begitu,bagaimanapun indah dan nikmatnya dinegara orang,kampung halaman sendiri tentunya lebih indah dan sesuai dengan rasa yang telah dibangun sejak lahir.Jika saja ada peluang yang sama,dengan insentif dan fasilitas yang sama,pastinya golongan ini akan memilih kembali berkarya ditanah air sendiri,ketimbang harus jauh jauh mengais rezeki kenegara orang lain.Kecuali bagi mereka yang memang sudah terbiasa sejak kecil hidup dan tinggal diluar negeri,hal ini tentulah sesuatu yang biasa biasa saja.

B. Kelompok Non  Skill

Kelompok ini boleh dibilang kelompok yang paling sering terpuruk dan banyak yang kurang beruntung.Pada prinsipnya bekerja keluar negeri benar benar karena keterpaksaan hidup di negara sendiri.Kesulitan ekonomi dan sedikitnya lapangan kerja serta tuntutan ekonomi, mendesak mereka berjuang mempertahankan hidup dinegara orang. Mereka hanya bermodalkan tekad yang kuat serta semangat agar anak dan keluarganya tetap bisa bertahan hidup dan sekolah dari hasil perjuangannya. Kebanyakan dari mereka berpendidikan rendah,bahkan hanya dengan bermodalkan bahasa yang boleh dibilang kurang mencukupi,tidak sedikit juga yang tidak bisa baca,tulis dan berhitung.Kebanyakan dari kelompok ini bekerja sebagai pembantu rumah tangga,buruh bangunan,atau buruh kasar lainnya.

Ada beberapa cerita tentang TKI  yang sempat aku kutip dari hasil pertemuan sesaat di beberapa tempat. Diantaranya:

a. Tidak jarang ketika berpapasan di Mall atau pun ditempat tempat umum lainnya,mereka bertanya, Majikannnya gimana? baik ga? Betah ga? Tidak perlu heran atau marah,bukan juga karena dandanan kita yang kurang seperti para madam,tapi karena ternyata pengetahuan mereka tentang wanita Indonesia diluar negeri hanyalah sebatas pembantu rumah tangga. Tapi akan lebih kaget lagi,disaat kita jawab,bahwa kita disini ikut suami. Dia akan bertanya lagi,..kamu dinikahi majikannmu? Waduh,..gimana nih jawabannya..wkwkwk. Tapi begitulah batas pengetahuan mereka dan sempitnya jarak pandang mereka sehari hari.

b. Ketika bertemu dengan pekerja Indonesia yang ikut proyek pembangunan jalan,gedung dan sebagainya,mereka  bertanya,kamu kesini bayar berapa ke Agen? Ternyata tidak sedikit yang menjual tanah,rumah dan lain lainnya untuk ongkos datang kesini. Kenyataan yang dia terima,tidak juga seindah yang di bayangkan. Mereka tinggal di tempat sederhana,bekerja di tengah teriknya matahari yang kalau musim panas mencapai 55'C,mereka dibayar dengan upah yang hanya cukup untuk makannya dari bulan kebulan,beruntung kalau yang bisa menabungkannya,dan bersyukur juga kalau makanan yang disuguhi bisa sesuai dengan seleranya.Padahal untuk datang bekerja,mereka telah korbankan banyak hartanya yang dia punya.

c. Pernah suatu kali aku sama sama belanja sayur di sebuah supermarket dengan seorang ibu sekitar 50 tahunan. Disela sela berbelanja,dia sempatkan curhat dengan tergopoh gopoh karena ditunggui majikannya. Disitu dia sepertinya ingin sekali menumpahkan rasa,dengan menceritakan bahwa majikannya kejam,sedikit sedikit main pukul. Tapi sayang dia tidak bisa cerita banyak,karena majikannya membuntuti terus.Aku hanya bisa terpaku dan berdo'a,semoga ibu setua itu segera keluar dari segala permasalahannya dan bisa hidup tentram dinegeri sendiri. Aamiin.

d.Di Bandara Soekarno hatta,aku sempat mendengar seorang TKW menelpon suaminya,dari pembicaraan nya aku menangkap sebuah kepasrahan dan keterpaksaan hidup,serta dia sendiri sangat bingung dengan tujuan yang hendak dijelangnya. Disamping perjanjian kontrak yang kurang jelas,kejelasan pekerjaannya pun masih dia ragukan. Dia juga sempat bilang kesuaminya :"Kamu kok sepertinya senang ya mas,aku pergi jauh,sementara aku sendiri masih ragu dengan kondisiku".Dia katakan itu sambil menangis.

e. Sampai di Dubai,kutemui dua gadis belia,yang sedang transit mau ke Jordan. Sebagai anak yang berumur sekitar 14 tahunan,dan pertama kali keluar negeri,mereka terlihat gamang dan bingung hendak kemana,secara Dubai AirPort merupakan Airport yang sangat besar dan melayani semua penjuru dunia.Dengan bahasa yang masih sangat pas pasan,mereka terlihat meguatkan diri,demi sebuah harapan. Untung saja,banyak orang Indonesia yang ditemui pagi itu,sehingga bisa mengarahkan mereka harus kearah mana.

f. Suatu kali aku pernah mendengar percakapan sesama TKW,bahwa dia sangat akrab dengan majikan laki lakinya,bahkan tidak jarang dia lagi ngobrol di telpon,dipergoki oleh majikan perempuannya. Semoga saja yang seperti ini tidak banyak terjadi,namun bagaimanapun,ini realita. Yang terlintas dalam fikiranku,wajar kalau kadang kadang terjadi hal hal yang tak diinginkan,kalau si TKW sendiri bersifat seperti itu.Kita sangat berharap,semoga kedepan,yang seperti ini tidak kita jumpai lagi.Sungguh kasihan,jika pengorbanannya yang sudah jauh jauh pergi keluar negeri,hanya untuk mencoreng nama bangsanya.Bahkan lebih tragis lagi,ada yang satu hari sampai di tanah air,dia lansung melahirkan.Hal ini terjadi beberapa kali,dan negara tempatnya bekerja, juga berbeda beda.Alhasil,dengan alasan tidak mampu,dia memberikan anaknya untuk dipelihara oleh orang lain.Orang yang mengambil anaknya,dikenakan biaya persalinan saja.

g. Ketika hendak pulang ke Indonesia,aku sempat bareng dengan TKW yang transit dari Oman.Dia pulang hanya dikasih ongkos oleh majikannya,karena dia minta pulang sebelum waktu yang ditentukan dalam kontrak berakhir.Dia nekad,karena tidak tahan bekerja disana,lantaran majikannya suka marah dan kasar.


h. Berita tentang seorang teman baikku menabrak Onta,cukup mengagetkan banyak orang,baik di tanah air,maupun di sini.Walaupun tidak dipenjarakan,tapi Pasport temanku terpaksa ditahan selama 2 tahun,dan tentunya tidak bisa kemana mana,termasuk pulang ketanah air.Lebih sedih lagi,temanku itu masih pengantin baru,dan berniat menjemput isterinya. Apa hendak dikata,kebersamaan mereka terpaksa dipisahkan jarak yang cukup jauh selama 2 tahun lebih.Syukurnya,fihak KBRI cukup peduli dan ikut mendampingi temanku dalam menyelesaikan masalah ini.

h. Hampir dengan kasus yang sama,ada temanku juga yang menabrak orang di Highway. Kabarnya,kasus ini sering terjadi,dan dilakukan oleh warga negara lain,karena ada yang memang berniat bunuh diri lantaran frustasi dengan kehidupannya.Apapun alasannya,tentu saja yang menabrak tetap bukan hal yang diinginkan,bahkan temanku itu trauma mengendara.Bahkan anak dan isterinya sampai sekarang minta tinggal di tanah air saja tentunya dengan konsekwensi keluarga harus tinggal terpisah pisah. Sejauh ini,KBRI tempat aku tinggal,cukup peduli dengan berbagai kondisi warganya disini,walau kadang ada sebagian kecil yang berada diluar jangkauan pengawasannya.

i. Ada lagi yang datang kesini,dengan ongkos sendiri,tapi sesampai disini malah tidak menemui orang yang dia tuju.Dia sama sekali tidak tahu hendak bekerja dimana.Perjanjiannya tidak jelas,dan yang dia tuju juga tidak jelas alamatnya.Alhasil,jangankan mendapatkan uang,uang untuk ongkos pulang saja dia tidak punya.


j. Waktu di mau berangkat haji,di Border Saudi aku bertemu wanita Indonesia diantara serombongan wanita Qatar. Ibu itu bilang,dia dititipin majikannya berangkat haji bersama saudara majikannya yang lain. Karena majikannya ingin si ibu itu naik haji dulu sebelum balik ke Indonesia. Si ibu itu bercerita,bahwa majikannya baik banget,dan sangat mengerti. Gajinya tidak pernah ditunda,malah sering dikasih bonus. Tidak sedikit juga yang bernasib baik,dan tidak semua majikan yang jelek,jahat atau berpri laku buruk. Sesungguhnya,mungkin perbandingan yang baik jauh lebih besar dan sedikit sekali yang buruk .Dimanapun kita berada,yang baik dan yang buruk itu selalu ada,termasuk dinegara sendiri. Umumnya,semua itu berpulang pada pribadi masing masing.
Demikanlah sebagian kecil dilema sebagai TKI yang sempat kusaksikan dan kutuliskan,dan pastinya lebih banyak lagi dilema dalam kasus yang berbeda beda pula.Jika saja,negara dan bangsaku,yang sebenarnya kaya raya,bisa menyediakan lapangan kerja yang cukup,tentu saja dilema ini bisa dikurangi bahkan mungkin ditiadakan.Seperti halnya warga negara lain,yang tinggal diluar negeri,hanya karena Skillnya benar benar dibutuhkan dan dihargai.Bukan karena kebutuhan hidup yang mendesaknya untuk meninggalkan negeri yang dia cintai.
Apa lagi,dari segi apapun,negara kita adalah bangsa yang kaya raya,gemah ripah loh jenawi,untaian zamrut kalutistiwa.Negeri yang sangat subur,tanpa mengenal suhu dan musim yang ekstrim.Hasil bumi jangan ditanya,dari Sabang sampai merauke,melimpah dengan minyak,gas dan hasil tambang.Dari segi sumber daya manusia,Pendidikan dan kecerdasan anak bangsa,juga tidak kalah dengan bangsa lain.

Jika boleh ku berkisah,ingin sedikit kuceritakan tentang makmurnya negeri orang ini,negeri tempat kami mengais rezeki.Negara ini sangat kecil,saking kecilnya,hanya seperti titik saja jika kita memandangnya dari peta dunia.Suhunya cukup ekstrim,musim dingin kadang mencapai 3'C,dan kalau panas sampai mencapai 55'C bahkan pernah lebih.Mata pencaharian mereka,tadinya hanya ikan dan mutiara,hingga ditemukannya Minyak dan Gas.Jika dibandingkan dengan hasil alam kita,belum apa apa.Negara kita masih jauh lebih kaya.Negaranya juga hanya hamparan padang pasir,tidak subur seperti negeri kita.Untuk satu batang pohon,mereka kadang harus mengeluarkan biaya sampai 15 ribu QR senilai 40 juta Rupiah,untuk bisa hidup dan terawat.Airnya harus diselang dan dipompa,karena tidak ada sungai yang mengairi.Tapi,dengan kekayaan hasil tambang,mereka membiayai penghijauan,sehingga sekarang dimana mana tampak indah dan hijau.
Disetiap sudut kota,terlihat rapi dan tertata,Aturan lalu Lintas,dan aturan lainnya,sangat terang dan jelas,Segala lapisan masyarakat,bebas menikmati tempat tempat rekreasi,mulai dari pantai,taman,Musium dan lain lain,tanpa sesenpun dipungut biaya. Hukum benar benar ditegakkan,sehingga sedikit sekali yang berani melanggar. Apa lagi masalah pembayaran,apapun bentuknya,dalam urusan pemerintah,tidak ada yang boleh membayar tunai.Harus dengan ATM/kredit Card,agar tidak ada penyimpangan keuangan kemana mana,dan lansung masuk kas negara. Peraturan lalu lintas sangatlah ketat,dan bagi yang melanggar,dendanya sangat berat.Untuk pelanggaran lampu merah,sampai 6000QR..senilai 15 juta Rupiah.Parkir ditempat umum sangat teratur dan tanpa dipungut bayaran,kecuali ditempat tempat tertentu saja.Tapi jika parkir tidak pada tempat yang sudah ditentukan,akan dikenakan denda 500QR,senilai 750 ribu rupiah. Di sepanjang jalan,tidak banyak iklan yang kita jumpai,hanya beberapa saja,itu pun hanya sekedar mengingatkan rakyatnya,seperti "If not Fresh,don't buy",atau If not Safe,Don't do. Mereka sangat menghargai wanita.Dalam setiap kepentingan,wanita selalu jadi perioritas.Seperti di Bus atau ditempat lain. Laki laki akan spontan berdiri,pindah kebelakang,jika ada wanita yang naik.
Mereka sangat menghargai warga dan rakyatnya sendiri.Disetiap kepentingan apapun,penduduk asli selalu menjadi perioritas pertama,selanjutnya baru warga asing. mereka benar benar menjadi raja dinegaranya sendiri.Mereka benar benar merasa merdeka dan menikmati kekayaan negaranya. Dari segi berobat,semua warga hanya diwajibkan membayar 100QR per tahun,tapi biaya pengobatannya dijamin dari penyakit ringan hingga penyakit seberat apapun,walau harus diobati sampai keluar negeri.


Sebagai anak bangsa yang bersyukur,dan percaya sekali akan ketentuan Allah Swt,tentunya aku lebih bersyukur dan menikmati hari hari ku,walau dimanapun aku berada.Aku senang dan bangga,bisa selalu bersama keluarga,hidup tenang dan damai,baik di negeri ku sendiri,ataupun jauh dinegeri orang.


Harapanku,semoga suatu saat,bangsaku yang jauh lebih kaya,akan dapat lebih makmur dari negara tempat kubernaung saat ini.Karena jujur,aku merindukan kedamaian ,ketenangan,kenyamanan,rasa aman,keadilan,di negaraku sendiri,seperti orang orang yang disini menikmati negaranya. Sungguh "TKI Bukanlah Impian". Seindah dan semakmur apapun dinegeri orang,negeri ku sendiri tetap kurindukan dan kubanggakan.Andai saja dinegaraku sendiri,berpeluang besar untuk bisa hidup damai seperti disini,aku yakin,teman teman yang lain,pastinya akan merasakan hal yang sama dengan aku.Tentunya para TKI lebih memilih tinggal dinegeri sendiri,dekat dengan sanak family,bebas bertindak dan berkarir,membangun negeri yang diperjuangkan oleh nenek moyang sendiri.Di tanah air sendiri,tentu saja hidup akan jauh lebih bermartabat ketimbang menumpang di negara orang. Bagaimanapun senangnya,yang namanya menumpang,pastinya tidak senyaman ditempat sendiri.

Sedih sekali,jika kutemui ditempat tempat yang posisinya lebih layak,seperti di Mall mall,rumah sakit atau perkantoran lainnya,hanya didominasi oleh orang orang dari negara lain,sementara teman sebangsaku sangatlah sedikit,dan kebanyakan laki laki hanya pekerja kasar,dan perempuan hanya pekerja rumah tangga.

Bagi yang expert saja,yang boleh disebut,cukup mewah dan lebih dari cukup,masih tetap berharap bisa berkarir ditanah air sendiri,dan tetap mendambakan hidup layak di negeri sendiri. Bisa kita bayangkan bagaimana tertekan dan tersiksanya para pahlawan Devisa yang berangkat tanpa Skill sama sekali.Mereka harus hidup terpisah dari keluarga,bahkan ada yang meninggalkan anaknya yang masih merah,pergi jauh kenegri yang sama sekali belum dia kenali,dengan gaji yang juga belum tentu sesuai dengan yang diharapkan.Hidup terasing,berjuang sendiri dinegeri anatah berantah,dengan komunikasi yang masih terbata bata. Kalau bukan karena tekanan ekonomi,aku yakin tak seorang pun yang sudi berjuang mempertaruhkan harga diri.
Semoga kelak,negeriku lebih makmur dan maju,sehingga tak seorangpun rakyatnya memilih mempertaruhkan harga diri,berangkat jadi TKI non skill,meninggalkan ibu pertiwi,seperti sekarang ini.

Kamis, 14 Juli 2011

Teman yang Baik akan Mengatakan yang seBenarnya Tentang Kita,Bukan Hanya Membenarkan apa yang Kita Katakan

Banyak diantara kita yang suka disanjung dan di puji,hingga kita terlena dengan pujian itu.Tapi sangat sedikit yang suka dikritik atau disebutkan sesuatu yang kurang pantas tentang dirinya,padahal itulah yang sangat berharga dan penting untuk dia ketahui. Termasuk teman sendiri,belum bisa disebut teman,jika tak mampu mengatakan sesuatu yang sebenarnya tentang diri kita.Hanya teman yang baik dan merasa dekat saja,yang bisa mengatakan sesuatu yang apa adanya tentang kita,bukan sekedar mampu memanjakan perasaan kita dengan selalu membenarkan apa yang kita katakan.Karena itu sifatnya temporary dan cendrung membuat kita makin terpuruk,sombong,angkuh dan lupa diri. Contoh yang paling simple,jika ada cabe menempel digigi kita,teman yang baik akan segera bilang,"ada cabe digigimu". Karena tanpa dia bilang,pastinya akan merusak penampilan kita dalam sebuah acara yang mungkin cukup besar. Tapi jika teman yang hanya mampu membenarkan kita,saat ditanya,"Bagus ga sih penampilan gue",dia hanya mampu menjawab,yah bagus banget,cakep,tanpa berani bilang ada cabe digigimu,karena khawatir akan menyinggung perasaan,sehingga lupa bahwa sikapnya akan mempermalukan temannya sendiri.

Teman yang baik biasanya :

1 .Berani berkata benar tentang apa saja walaupun kadang menyakitkan (Berani memuji dan mengkritik). Bukan hanya bisa memuji,tapi juga siap mengkritik,jika kita berada dijalan yang kurang benar.Tentunya teman yang baik akan menyampaikan dengan bijak,sehalus dan semanis mungkin,hingga tidak ada yang merasa tersakiti.

2, Tidak Egois dengan hanya ingin diperhatikan,merasa selalu benar,merasa hanya dirinya yang pantas untuk disanjung dan layak mendapat perlakuan terbaik.

3. Bisa jaga rahasia. Teman yang baik akan menampung segala bentuk keluh kesah kita,bisa diandalkan untuk berbagi rahasia,berbagi sedih,duka dan bahagia,tanpa harus dikhawatirkan rahasia kita akan terobral kemana mana.

4. Teman yang bisa hidup dalam segala suasana. Bukan hanya teman yang ikut sedih,dia akan sedih,tapi juga teman yang bisa turut bahagia disaat kita memeluk kebahagiaan. Bukan sebaliknya,"Senang melihat orang susah,susah melihat kita senang".

5. Tidak berniat  buruk,apalagi ingin menjerumuskan kita ke hal hal yang tidak baik/negatif. Sahabat yang baik,selalu senang jika melihat sahabatnya menuju kearah yang lebih baik. Dia selalu ingin berbagi kepada sahabatnya yang lain,jika menemukan sesuatu yang baik.

Rabu, 13 Juli 2011

Kebahagiaan itu bukan di Cari,tapi diCiptakan sendiri dari kePintaran Menata Hati

Banyak yang mencari Bahagia kemana mana dengan berbagai cara,sementara dia melupakan bahwa potensi bahagia itu sendiri ada didalam dirinya yang kadang lupa dia tata.Semua orang berhak bahagia dengan kapasitas dan acuan yang dia rencanakan sendiri.

Selasa, 05 Juli 2011

Kisah Kasihku Menggapai Baitullah

Hidup berumah tangga,tidaklah selamanya berjalan mulus.Banyak dinamika yang akan bergulir silih berganti.Sebagaimana Indahnya laut karena ikan,karang,pasir dan gelombangnya,Indahnya langit karena awan,bulan dan bintang gemintang,Indahnya hidup karena lika liku dan problematikanya. Kokohnya sebuah bangunan karena terdiri dari berbagai element yang berbeda. Kerasnya bebatuan,lembutnya air,halusnya semen,Kuatnya besi,warna warni Cat dan lain lain,membuat bangunan tercipta lebih megah dan sempurna. Kombinasi Daun yang hijau,warna warni bunga,buah ,duri,akar,ranting dan dahan memjadikan sebatang pohon tanpak lebih anggun dan bersahaja.Demikian pula yang telah kulalui selama berumah tangga.

Kami awali sebuah rumah tangga baru dengan tanpa persiapan dan rancangan yang mapan. Tapi tujuannya jelas,membina rumah tangga yang SAMARA (Sakinah,Mawaddah Warohmah). Pengetahuan,persiapan,ekonomi,semua serba pas pasan. Walau Sedikit pengetahuan,tapi kami punya prinsip yang kuat. Walau persiapan yang minim,namun arah dan tujuan kami cukup jelas,Walau kondisi keuangan yang pas pasan tapi hati kami sangat kaya dengan jiwa yang bebas berbahagia,berlimpah kasih sayang,penuh pengertian, saling mengisi,saling  melengkapi dan saling menguatkan satu sama lain.

Sejak 3 hari di pelaminan,kami jalani hari hari diperantauan,jauh dari sanak family dan keluarga. Karenanya,peran sahabat dan tetangga sangat besar dalam perjalanan kerajaan kecil kami.Awalnya aku akan bekerja disebuah universitas di Jambi,sebagai kelanjutan dari karirku,maka suami memilih mengontrak rumah di pusat kota Jambi. Tapi kondisiku yang sering bleeding dan kurang sehat,akhirnya kami lebih banyak di lokasi dimana suamiku bekerja,dan sangat jauh dari kota. Karena belum memperoleh rumah dinas,kami menghabiskan banyak waktu untuk hidup berpindah pindah tempat,dan menenteng koper kian kemari. Pertama kami ditawari untuk tinggal di rumah teman  beberapa minggu,sampai kami diberi fasilitas tinggal di Mess tamu selama 1 bulan. Habis masa itu,kami tinggal di Mess bujangan 1 kamar yang ditempati suamiku bersama temannya sebelumnya. tidak berlansung lama,karena mess itu tidak boleh ditempati bersama keluarga. Hari berikutnya,kami tinggal di Salon di luar kompleks perumahan karyawan. Disini kami tinggal benar benar sederhana,dikamar yang sangat kecil,saking kecilnya,satu kasur(singel) harus dilipat ujungnya menjadi bantal,karena ruangannya tidak cukup kalau kasurnya di panjangkan. Setiap jam 12 malam,listrik dimatikan oleh yang punya genset.Air untuk mencuci atau mandi harus dibeli 2ribu rupiah/drum,sedangkan air minum dibawa dari dalam komplek dengan jerigen. Jika hari hujan,kami harus begadang,karena angin membuat air hujan masuk kedalam melewati dinding yang terbuat dari papan seadanya. Dalam kondisi begini,masih saja ada yang jahil,sehingga tanpa kami sadari,ada yang membolongi dinding kamar kami..Na'uzubillah hi min zaalik. Karena jauh dari tempat kerja,teman teman berinisiatif patungan membelikan kami sepeda motor seharga 1,5 Jt rupiah waktu itu. Kami cuma punya uang 500 ribu rupiah,sisanya teman teman yang iyuran memberi pinjaman untuk melengkapinya. Bantuan teman teman itu sangat besar artinya bagi kami dan tak akan pernah terlupakan. Berlama lama tinggal dalam kondisi yang kurang sehat,akhirnya kami di jemput oleh teman yang lain,yang sudah duluan menikah dan duluan dapat mess waktu itu,tapi cuma satu kamar. Mereka menjemput dan meminta kami tinggal bersamanya,padahal kondisi satu kamar benar benar tidak masuk akal jika ditempati oleh 2 pasangan pengantin baru. Tapi kebersamaan dan salidaritas yang tinggi,membuat kami tinggal dan hidup satu kamar beberapa minggu hingga  nenekku datang dan akhirnya aku dan nenek tinggal di kota dirumah yang dikontrak suami. Dengan demikian,suami pulang seminggu sekali.

Setelah beberapa bulan,kami dikasih mess oleh perusahaan. Di mess yang cuma satu kamar itu,kami tinggal bertiga dengan nenek,dan kalau mau tidur kami harus membuat sekat dulu dari pintu lemari yang dibuka dan disambung dengan kain. Meskipun hidup tanpa Televisi,tanpa elektronik,dan kondisi yang paling sederhana,Alhamdulillah kami tetap enjoy dan happy,padahal parabola tetangga berdiri seperti jamur dimusim hujan.. Kami hidup saling menyayangi,saling membesarkan hati,saling memberi semangat,saling menguatkan dan tak pernah ada yang disesali. Begitu juga dengan tetangga,walaupun disekeliling aku orang sudah boleh dibilang mapan semua,tapi aku tak pernah merasa rendah diri.Karena menurutku,ini hanya masalah waktu dan keberuntungan.Semua datang dan pinjaman dari Allah Swt. Tetanggaku juga sangat baik dan aku selalu diajak dalam segala macam kegiatan dan kebersamaan. Walau dalam kondisi ekonomi paling terpuruk,tapi mereka sangat menghargai. Disini juga aku belajar banyak tentang hidup berumah tangga,bertetangga,dan belajar berbagai macam masakan. Disamping belajar dari nenek,tetangga juga mengajariku masakan asli daerah masing masing. Seperti soto banjar,mpek mpek,tekwan,karedok,tempe bacem dan sebagainya.Aku happy walau dengan kondisi yang paling sederhana.

Sebagai karyawan sebuah perusahaan swasta,sebenarnya gaji suamiku sudah cukup lumayan. Hanya saja,sifat royal,foya foya tanpa kendali,hura hura jiwa muda,dan hidupnya yang kurang terarah,membuat kami harus menanggung beban masa muda itu bersama sama disaat awal berumah tangga. Perlahan kami bangun kerajaan kecil yang semakin hari semakin bersinar. Kami berusaha mencicil apa apa yang kami perlukan,menabung,dan berusaha untuk tidak membuat hutang baru. Mulai dari membeli sebuah Ricecooker dengan harga 60 ribu rupiah ,buat kami waktu itu adalah sesuatu yang besar. tiap hari dipandangi,dibuka,lalu dimasukkan lagi ke kotaknya. 1 tahun menikah,kami bisa membeli Televisi 14 inc seharga 450 ribu hasil dari tabungan sisa belanja harianku. Suamiku kaget bukan kepalang,ketika kuajak membeli Televisi itu. Beliau tidak membayangkan aku bisa menyimpan uang sebanyak itu. Bulan depannya kami sudah mampu membeli Kulkas dari uang arisanku dengan tetangga. Masya Allah...Kebahagiaan ini tak mampu kulukiskan dengan kata kata. Bagaikan merawat kristal,kulkas itu aku Lap dan kurawat melebihi perawatan diri di salon..whihihi..maklum lah..baru dapat barang mewah..wkwkwk

Hari hari kami dihiasi dengan semangat dan harapan. Disana kami juga selalu dikunjungi oleh teman teman dan adik adik dari daerah asalku. Mereka adalah bagian yang tak mungkin terpisahkan dalam hidupku. Mereka datang dan berkumpul di mess ku yang mungil,seperti layaknya saudaraku sendiri.Mereka turut bahagia,ketika setelah 16 bulan menikah kami bisa tinggal di KPR 2 kamar. Bahagia dirasakan bukan kepalang. Aku berusaha menjahit gorden dengan tanganku sendiri,membuat meja dari bekas gulungan kabel dan lain lain. Saking semangatnya,kami bisa selesaikan membuat dapur dalam waktu satu hari dari kayu bekas bangunan kontraktor disana. Bahkan adik adik yang lain membuatkan kolam dan meletakkan teratai yang entah dari mana dia bawakan. Ikan ikan didalamnya yang kujadikan penghibur,karena waktu itu kami belum dipercaya menimang sibuah hati.Disana juga aku sempat merancang mendirikan SMP bersama teman teman,karena waktu itu SMP disana belum ada. Sayang niat baik ini belum kesampaian,karena kami harus pindah ketempat yang baru.

Rumah baru yang penuh berkah ini,hanya bisa kami nikmati 3 bulan saja,karena suamiku diterima disebuah perusahaan baru di pesisir borneo Kalimantan Timur. Disana saya sempat berbagi ilmu biologi di sebuah SMU. mengajar dari kelas 1 sampai kelas 3 setiap hari.Aku senang dan merasa sangat berarti,karena ilmu yang kuperoleh waktu sekolah,bisa bermanfaat untuk orang lain. Sayang karir ini juga tidak bisa kubangun sampai matang,dan hanya beberapa bulan saja,karena Allah memberikan ku kebahagiaan yang lebih dari itu. Alhamdulillah setelah 22 bulan menikah,aku hamil. Karena riwayat kesehatan yang kurang baik,suamiku melarangku melakukan aktifitas yang dapat berakibat fatal pada penantianku yang cukup lama. Aku juga ikhlas dan ridho menerima keputusan itu.

Alhamdulillah,disana kehidupan dunia cukup kami nikmati. Fasilitas perusahaan yang serba mewah,gaji yang terbilang tinggi (masa itu kami sudah menerima  1000 USD bahkan lebih),menjadikan beban hidup tidak terlalu berat. Disana pula kami bisa menikmati pesiar ke pulau,menginap di Villa yang berlabel Indonesia 1 yang biasanya hanya dinikmati oleh Presiden dan keluarganya masa itu. Kami bisa memancing,berenang,dan menikmati laut yang menyamai bunaken keindahannya dengan gratis. Sibuah hati pun terlahir disini. Walaupun perusahaan menanggung segala biaya,dan menyediakan Dokter ahli,aku memutuskan untuk melahirkan secara normal di bidan saja. Pemeriksaan ke Dokter ahli dengan alat yang serba canggih tetap kulakukan,tapi tepat hari H nya,aku memilih ditemani bidan saja. Karena aku merasa lebih nyaman dan melahirkan tanpa beban. Bersyukur,si Kecil terlahir sehat dan sempurna.

Kondisi rantauku yang sangat jauh dari kampung,menjadikan ibuku tidak dapat menemani proses melahirkan,karena tak mungkin meninggalkan nenek yang sudah tua. Karenanya,peran besar sahabat,teman seperantauan dan tetangga semakin aku rasakan. Disaat kepanikan suamiku sebagai calon seorang ayah,teman dan tetangga beramai ramai berkumpul menunggui masa persalinanku dengan bermacam macam aktifitas yang mereka lakukan,seperti mencarikan telor ayam,memasak dan melengkapi segala yang kubutuhkan. Terima kasih dan rasa haru tak dapat kulukiskan dengan kata kata. Bahkan ada sahabat karibku yang sengaja menginap bersama keluarganya beberapa bulan,untuk merawatku,hingga aku benar benar bisa kokoh dan pulih kembali.

Peran sang suami terukir dan terpatri dilubuk hati terdalam dan sangat membuatku bangga dan bersyukur menjadi isterinya. Beliau merawatku dan sibuah hati dengan sungguh sungguh,sebagaimana layaknya perawatan untuk orang yang habis melahirkan,melebihi siapapun,suami manapun yang pernah kutemui. Pagi pagi aku dimandikan,dipakaikan param,tapel dan dipasangi gurita,stagen dan lain lain.Bahkan rambutku harus dia yang sisirkan,karena kata orang menjelang 40 hari,tangan tidak boleh banyak aktifitas,agar air susu nya banyak. Beliau lansung duduk walaupun sedang lelap tidur,ketika mendengar sedikit saja rengekan anaknya. Kepala sikecil benar benar dijaga supaya tidak dalam posisi miring,agar kepalanya tidak peyang. Bahkan kaki anaknya pun dibalut sedemikian rupa,agar kelak tidak O atau X..whihihi..sungguh lucu jika mengenangnya.Berkat perawatan itu pula,air susuku mengalir sangat banyak bahkan melimpah sampai si kecil berumur 2 tahun. Saking banyaknya,umur 2 minggu,beratnya lansung bertambah 1,4kg dari berat lahir. Dan pada umur 2 bulan,disuruh diet ASI oleh dokter,karena sangat melebihi berat normal bagi anak seumurnya. Disana kami dengan mudah naik speedboat yang mewah,take boat bahkan naik pesawat gratis hanya dengan alasan mau ganti kaca mata.Sikecil disamping ASI,juga bisa kusuguhkan susu termahal di zamannya. Tapi makanan untuk keluarga,tetap kuracik dari tanganku sendiri. Disana hari hariku diisi dengan mengajar ibu ibu rumah tangga membaca Al Qur'an.Dengan kondisi ekonomi yang memadai,kami berniat memberangkatkan orang tua dan mertua menunaikan ibadah haji. Tapi sayang situasi Dolar yang tiba tiba melambung tinggi,ONH menanjak tajam,namun gaji tidak ikutan naik,menjadikan niat baik itu terpaksa diurungkan dulu.

Namun takdir Allah Swt benar benar tidak bisa kita duga.Ketika kami baru saja datang dari kampung karena mertuaku sakit,disaat aku baru saja menghabiskan banyak uang untuk pulang tiba tiba suamiku dan teman teman mengundurkan diri. Dengan suatu alasan,suamiku dan 17 teman lainnya tidak mau lagi bekerja,jika tuntunnya ke perusahaan tidak dikabulkan. Banyak teman dan sahabat dari berbagai organisasi kemasyarakatan,seperti dari sesama orang Minang,sesama teman pengajian,dan lain lain,tetap tidak mampu melunturkan hati suami dan teman temanku untuk tetap minta berhenti dari perusahaan. Disini takdir Allah benar benar saya rasakan. Karena apapun caranya untuk keluar,rezekiku sudah saatnya terhenti dari sana dan ada alasan atau pun tidak,takdir tetap akan membuat suamiku resign dari kemewahan ini. Siapapun orangnya,pasti akan kaget dan mungkin sangat tidak siap dengan berhenti tiba tiba tanpa mendapatkan kerja baru seperti itu. Begitu juga yang kualami. Tapi Support dari teman teman,baik moril maupun materil,membuat aku tegar dan tetap kokoh mendampingi suami yang pastinya lebih panik. MasyaAllah..aku benar benar diberi kekuatan oleh Allah Swt melalui bantuan dan partisipasi teman teman dalam kondisi keterpurukan yang sangat dalam. Dalam kelemahan jiwa dan semangat,teman teman berperan penting membuat kami tetap kuat dan kokoh. Kami sampai tidak mengenali barang barang kami ditempatkan dikardus yang mana,karena semuanya dikemasi oleh teman-teman.Beberapa hari sebelum pulang,semua barangku sudah dipacking rapi,sampai aku tidak bisa lagi memasak. Tapi makanan setiap hari berdatangan silih berganti dari teman teman yang kucintai. Tak satupun barangku yang tercecer,kecuali mereka membelinya dengan harga yang tinggi bahkan dua kali lipat dari harga yang kutawarkan..Bahkan aku diselipkan uang yang cukup banyak dari teman teman,yang jumlahnya bisa kupakai untuk ongkos dan biaya hidup selama 3 bulan.

Selanjutnya kami putuskan untuk tinggal di kota Padang. Disana kami membangun sebuah rumah dengan uang hasil tabungan yang masih tersisa. Menjelang rumah selesai,kami mengontrak dulu di tempat yang dekat dengan rumah itu.Sengaja,dalam kondisi ini,kami putuskan untuk tidak tinggal bersama orang tua maupun saudara. Karena,jujur,kondisi perasaan pastinya sedang sangat sensitif. Aku tetap ingin mempertahankan kebebasan jiwa,kebebasan bertindak dan berfikir yang telah kami bangun selama ini. Dengan tidak mengurangi rasa hormat,serta dengan tetap membutuhkan nasehat orang tua,kami berusaha tetap menjadikan keluarga kecil kami  punya privacy sendiri.Orang tua cukup memberi pandangan saja,selanjutnya keputusan tetap menjadi milik kami . Walaupun hanya sebuah rumah kecil,diluar dugaan ternyata biaya pembangunan rumah itu menguras semua tabunganku,dan itupun belum cukup untuk menyelesaikan sebagaimana yang kubayangkan. Karena tidak punya uang lagi untuk membayar tukang,akhirnya plafonnya kami pasang berdua dengan adikku yang juga perempuan,begitu juga pekerjaan sisa pembangunan yg lainnya,karena waktu itu suamiku sedang berada diluar kota untuk mencari pekerjaan baru.Susu sikecil pun perlahan berubah semakin murah dan semakin murah. Pada masa ini aku sangat menghargai arti uang seribu,sepuluh ribu apa lagi seratus ribu.Apa lagi aku masih sedang membiayai kuliah adikku dan aku tak ingin kuliahnya terputus hanya karena ekonomiku yang tiba tiba surut.Kondisi yang mendadak ini membuatku sedikit gamang,apalagi menghadapi lebaran tanpa THR. Dirumah itu kami berjualan dengan modal yang sangat kecil. kami berjualan sembako yang tak lengkap,tapi cukuplah membuat ada pemasukan sehari hari. Suatu hal yang tak mungkin terlupakan,ketika aku,adik perempuanku dan suamiku belajar menggunakan parutan kelapa sebelum warung resmi di buka. Kami bergantian mencobanya,hingga diyakini kalau kami bertiga bisa mengoperasikan alat itu. Pada episode inilah kami benar benar merasakan arti sahabat,keluarga dan saudara. Dari kondisi ini pula,kami bisa menilai,merasakan dan menyimpulkan mana yang tulus,mana yang kurang peduli. Alhamdulillah dukungan dari para sahabat tak henti hentinya kami terima. Begitu juga dengan keluarga.

Kondisi ini terus berlansung hingga 6 bulan lamanya,sampai suamiku mendapatkan pekerjaan baru di Bekasi.Dalam kondisi sedikit terdesak,suamiku menerima pekerjaan yang gajinya sangat kecil,jauh dari yang pernah diterima pada perusahaan sebelum sebelumnya.Karena suami telah bekerja dan berangkat lebih dulu,3 bulan berikutnya aku menyusul bersama sibuah hati ditemani ibu dan seorang adik laki laki. Aku usahakan membawa barang barang yang bisa kupakai dan bermanfaat supaya tak harus membelinya lagi ditempat yang baru.Alhamdulillah,berkat pertolongan Allah Swt,dengan membuat kesepakatan dengan kernet Bus yang kutumpangi,barang barang yang kubawa sekitar 16 kardus besar,bisa selamat menempati 1 bagasi mobil penuh,bahkan harus ditambahkan sebagian ke bagasi sebelahnya.. Tentunya aku berusaha untuk tidak dikenakan biaya yang cukup besar.Alhasil,si kernet aku kasih uang 40 ribu saja,dan semua barang barang selamat sampai ketujuan dibawah pengawasan sikernet. Otomatis,disaat penurunan barang,Sang Sopir sontak kaget melihat barisan barangku yg berjejer disepanjang badan bus itu.Sang sopir sempat bertanya,bayar berapa di agen. Aku jawab jujur,..aku ga bayar sepeserpun ke agennya.Suamipun geleng geleng kepala dan serasa tak percaya,aku bisa memindahkan barang sebanyak itusambil berujar,kalau berangkat bareng ayah,ayah ga bakalan kefikir bawa barang sebanyak ini.Lebih heran lagi ketika mendengar semuanya hanya dibayar 40 ribu rupiah saja. Hehehe..dimana ada kesulitan,disana akal berperan mencari jalan penyelesaian.

Rumah yang baru saja kami bangun,terpaksa dikontrakan.Uang hasil kontrakan digunakan untuk mengontrak rumah kembali. Di Bekasi kami kembali ketitik Nol. Kami mulai dengan selembar kasur yang hanya muat ditempati sikecil,itupun pinjaman dari yang punya rumah.Sang suami juga ketempat kerja menggunakan sepeda tua yang harganya 100 ribu,yang  dicicil 2x bayar,supaya sewa angkot tak menambah beban keuangan.Tapi,aku tetap mensupport,biarlah di tempat kerja dapat sedikit,yang penting ada yang ditunggu dari bulan kebulan. Sisanya nanti kita usahakan bersama sama dengan berjualan apa saja. Hal itu pula yang mengharuskan aku berjualan makanan,es,dan apa saja yang diinginkan pelanggan.Disamping itu,aku juga dipercaya saudara untuk mengambil kain/barang dari saudara yang berjualan di tanah abang ataupun ditempat lain. Kami membayarnya setelah barangnya laku.Perlahan kami bisa membeli sebatang kasur,dan sebuah lemari yang atasnya dipakai untuk TV,bawahnya bisa menyimpan kain. Setelah satu tahun,kami bisa mencicil sebuah sepeda motor. Bahagia nya bukan main. Dengan bermodalkan sepeda motor,pengembangan usaha kue mulai ditingkatkan.Pagi ketika suami bekerja,aku membuat kue kue dan membungkusnya dengan rapi.Sepulang suami bekerja,kami mengantarkan kue kue tersebut ke warung warung dan toko toko. Saking sayangnya dengan motor baru,ketika suatu masa,kami terjatuh ditabrak orang,sikecil spontan menangis sambil menjerit "Motor kita yah,motor kita ditabrak orang Yah",dia sampai lupa dengan rasa sakitnya sendiri,karena lebih memikirkan motor barunya.

Kerja keras,kejujuran,semangat,keprihatinan dan kesungguhan hati kami,menuai banyak simpati dan dukungan dari temanAlhamdulillah.Ada yang sengaja mengirimkan kami uang 2 juta rupiah yang waktu itu sebuah nilai yang sangat tinggi bahkan bisa membuat kami melihat dunia lebih luas,untuk membeli segala kebutuhan usahaku.Bahkan tidak sedikit yang menawarkan modal untuk usaha,agar kami berkembang lebih maju. Hanya saja,kami masih belum percaya diri untuk mengemban amanah itu.Suatu hari,kami didatangi seorang sahabat lama,yang bercerita tentang kemajuan usahanya dibidang alat tulis dan foto copy. Beliau menganjurkan untuk melihat dulu usahanya itu.Jika dirasa cocok,dia dan suaminya bersedia membantu kami menuju kearah itu.Karena dirasakan berdagang makanan merupakan pekerjaan yang cukup berat.Sahabat yang lain juga menawarkan untuk meminjamkan modal berapa saja yang kami butuhkan asal bidang yang ditekuni sudah jelas.Akhirnya kami berangkat kekota tempat teman membuka fotocopy dan alat tulis.Berbekal uang dari teman,kami mengontrak sebuah toko yang ada rumah dibelakangnya dan bisa kami tempati untuk sekalian tinggal disana. Dari teman itu yang sudah mapan dibidangnya,kami belajar membuka foto copy dan alat tulis.Uang modal yang dipinjam dari teman yang satu belum mencukupi untuk pembayaran semua barang yang kami bawa. Sungguh sebuah kebaikan yang akan selalu terpatri dilubuk hati terdalam. Atas kekurangan uang itu,temanku malah bilang "Jangan difikirkan dulu bagaimana membayar kekurangannya,tapi fikirkanlah bagaimana kelak bisa lebih maju dari kami". MasyaAllah..nikmat yang mana lagi yang harus kami dustakan? Meskipun temanku bilang begitu,kami tetap berusaha mencicilnya setiap bulan,dan Alahmdulillah dapat kami lunasi dalam masa 7 bulan usaha.Di tempat ini,kami bergaul cukup baik,dan kebanyakan yang menjadi teman dan sahabatku adalah tukang ojek,tukang becak dan pedagang keliling. Mereka cukup bersahabat dan semua nya baik,bahkan mereka sering membantu aku mengeluarkan/memasukkan etalase,karena toko yang ku kontrak masih sangat mungil.

Alhamdulillah,kian hari,usaha makin menunjukkan kearah yang baik. Namun,sejak itu pula,aku mengalami sakit yang sangat tak tertahankan. Tulang kakiku serasa dipatah patah.Dari kloset sering muncul binatang yang entah bagaimana dia bisa hidup didalamnya,padahal sudah disirami racun,garam dan apa saja. Hal itu membuat aku trauma.Apalagi rumah itu tiba tiba dipenuhi dengan ulat yang sangat banyak,semakin disapu semakin banyak. Wallohu'alam,aku tidak tahu dari mana datangnya ulat ulat itu,padahal aku tinggal ditengah kota. bentuknya juga tidak lazim,seperti ulat ulat yang pernah kutemui. Aku seperti ketakutan,termasuk kepada diri sendiri..Dikamar mandi,dikamar,diruang tengah aku tetap tak berani sendiri,padahal rumah itu bersisian dengan jalan besar.Astghfirullah hal'aziim..Ampunkan dosa hamba ya Robb,jika karena dosa hamba engkau turunkan cobaan ini,maka ampunkanlah ya Allah. Alhamdulillah,tinggal disitu hanya 1 tahun,karena sang suami mendapatkan kerja baru.Bahagia sekali rasanya terlepas dari ribuan ulat tersebut.

Dibalik segala cobaannya,Allah Swt memberikan kelapangan dan kemudahan.UjianNya ternyata berbuah makna.Kami pindah ketempat yang baru,dengan diberikan fasilitas rumah dari perusahaan.Untuk melanjutkan usaha,kami mengontrak toko diluar komplek.Tanpa diduga,persis didepan toko itu,dibangun terminal kontainer yang cukup luas untuk menampung segala truk truk kontainer yang keluar masuk perusahaan. Dengan demikian,toko yang ku kontrak cukup murah,berubah menjadi ramai dan punya prospek yang cukup menjanjikan.Sahabatku pun bertambah dengan profesi yang beragam pula.Mulai dari petinggi perusahaan,petinggi kampung,sampai pedagang asongan,sopir truk,karyawan dan kuli bongkar terminal.Semua nya sangat baik dan menghargai.Meskipun banyak yang dari pekerja kasar,tapi mereka sangat melindungi aku.Bahkan suatu ketika aku pernah dihipnotis oleh seorang sopir dari luar,sahabat kuli itu yang memberi tahu aku,karena kaget melihat aku mengembalikan uang jauh lebih besar dari yang aku terima.Mereka lansung melindungi aku,dan menghajar sopir yang nakal itu.Alhamdulillah,Allah selalu menambah rezeki untuk kami.

Hanya saja,kakiku masih sering sakit,dan setelah 1,5 tahun berjalan,sakitku semakin parah,hingga rambutku rontok sampai harus botak/gundul. Aku tak ingin mengeluh kepada siapapun. Kondisi ini lebih banyak kami jalani bertiga bersama anak dan suami.Karena diawal awal merasakan sakit,nenek aku minta dibawa ibu pulang kekampung.Karena aku khawatir tidak mampu merawatnya dengan kondisi yang semakin parah.Sikecil yang waktu itu baru 8 tahun,harus mengurusi dirinya sendiri,bahkan menyuapiku makan dan mengambilkan obat dan air minum.Masih terngiang ditelinga ini,ketika sikecil menjerit memaggil,saat Ambulance melarikan ku kerumah sakit,sikecil berucap sambil terisak  "Bunda jangan Mati,nanti Dita diurus sama siapa? "...Kesetiaan suami benar benar teruji dan aku junjung tinggi. Dari memandikan,sampai mengurusi segala kebutuhan dilakoni dengan setia tanpa keluh kesah.Apalagi disaat aku sedang tidak bisa bergerak banyak dari tempat tidur, Jangankan berjalan,duduk saja sulit kulakukan tanpa ditopang.Sesekali adikku datang dari Jakarta,karena dia juga punya keluarga sendiri yang harus diurusnya.Orang tua sengaja tidak dikasih tahu,karena takut akan menjadi beban bagi nya. Pada masa ini,aku seolah olah hampir putus asa. Serasa benar benar sudah tak sanggup menjalaninya.Sang suami tercinta berujar "Uang tak perlu bunda fikirkan,apapun dan kemanapun kita akan obati bunda.Ayah hanya ingin bunda sembuh.Uang bisa kita cari kembali".Tapi menyaksikan sang kekasih dan sibuah hati yang masih sangat belia,Cinta dan kasih sayang yang tinggi,membangkitkan semangat hidup yang luar biasa bagiku untuk tetap hidup dan hadir ditengah tengah mereka.Sekuat dan sebisa mungkin,aku ingin berusaha bangkit,dan cepat cepat sembuh.Pandangan akan masa depan yang tadinya mulai redup,perlahan aku nyalakan dengan semangat dari orang orang terkasih,hingga aku kuat bertahan dan sembuh kembali..Alhamdulillah ya Allah..Semua hanya karena kuasaMu.

Usaha yang tadinya mulai surut karena hanya diurusi pembantu,perlahan aku tata kembali.Aku mulai mengembangkan sayap mengelola beberapa usaha mulai dari usaha manpower,painting,pengelasan dan sebagainya.Dengan kaki yang masih tertatih tatih,aku bolak balik bersama adik laki laki bungsuku,untuk mengurusi proyek demi proyek.Tak jarang sikecil kubawa serta karena Alhamdulillah,kami mulai mampu membeli kendaraan roda 4.Hingga akhirnya aku benar benar cape dan lelah sekali. Apalagi kondisiku yang harus sibuk keluar rumah,Lingkungan toko yang mulai ramai dengan komunitas yang kurang nyaman untuk kusaksikan setiap hari,Pergaulan bebas,kejahatan,perjudian,mabuk"an harus menjadi santapan mataku setiap saat,menuntun aku untuk memohon kepada Allah,diberikan tempat kerja suami yang layak dan nyaman bagi perkembangan hidup kami dan sibuah hati. MasyaAllah,Do'aku di Jawab oleh Allah Swt tidak menunggu waktu yang lama. 15 Hari saja dari aku berdo'a,suamiku diterima bekerja di RasGas Qatar.

AllahuAkbar...Sungguh Nikmat yang luar biasa yang harus aku syukuri sepanjang masa.Disini aku bisa sepanjang hari menemani anak dan suami. Disini kami sangat berbahagia,aku merasa benar benar menjadi ibu sejati. Menunggui anak dan suami dirumah,merupakan kenikmatan yang tak mampu kuungkapkan.Hari hariku benar benar tercurah untuk mereka berdua. Haru biru luar biasa,air mata tak henti hentinya mengucur dari pelupuk mata,ketika aku diberi kesempatan umroh untuk pertama kalinya ke Baitullah. Aku sungguh kagum dengan kebesaran Allah Swt,dan aku setengah menjerit memanggilNya,untuk berucap, "Ya Robb,terimakasihku hanya padaMu,karena telah engkau tuntun kaki yang pernah lumpuh ini,untuk tawaf dan sa'i di rumahMu yang suci." Lebih terisak lagi,ketika Allah Swt memberi kami kesempatan berhaji sekeluarga,bersama Anak,suami dan kedua orang tua. Di Baitullah kami sekeluarga dihimpun dengan penuh Rahmad Nya. Nikmat itu semakin kurasakan,ketika dikesempatan berikutnya kami bisa umroh bersama kedua orang tua,menaiki mobil sendiri dari Qatar. Syahdu yang tak terkira ketika kulihat pancaran kebahagiaan terlukis jelas dari wajah ibu bapakku yang sudah menampakkan penuaan. Semua hadir diluar bayangan yang pernah kuimpikan. Alhamdulillah ya Allah..Tambahkanlah terus nikmat dan karuniaMu kepada keluarga kami,jangan sekali kali Engkau kurangi.Mudahkanlah bagi kami Sekeluarga untuk selalu datang ke Baitullah Tawaf dan sa'i mencari Ridho Mu.Aamiin ya Robb.




Inginku Urai beberapa kesimpulan dari kisah ini,barangkali bisa menjadi acuan buat yang memulai rumah tangga baru,ataupun memupuk semangat untuk para generasi muda :




1. Tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah Swt,jika Dia sudah berkehendak untuk itu. Karena itu,jangan pernah berhenti berusaha dan berdo'a memohon pertolonganNya. Dia yang Maha Hidup,dan Maha berkuasa atas diri dan jiwa setiap manusia. Jadi jangan pernah putus asa selama kita masih bersandar kepada Nya.


2. Bermimpi dan bercita citalah setinggi mungkin tanpa ragu ragu dan malu malu,karena impian kita hanyalah milik kita dan hanya kita yang tahu.


3. Jika punya impian yang tinggi,beranikanlah diri untuk memulai sesuatu yang paling dasar,walau mungkin harus dari titik terendah. Jangan pernah malu dan ragu untuk memulai nya. karena bangunan yang tinggi dan megah,selalu dibangun dari fondasi yang sangat dalam kebawah,agar tidak mudah roboh. Jika tidak berani membangun fondasi,atau mungkin malu,maka jangan pernah bermimpi melebihi dari fondasi itu sendiri.


4. Orang akan percaya bahwa kita mampu membangun yang besar,ketika orang melihat hasil kerja kita yang kecil tapi di lakukan dengan semangat,kegigihan,perjuangan dan kerja keras. Investor akan berfikir lebih hati hati mengucurkan dana untuk sesuatu yang besar,jika melakukan hal hal kecil saja kita tidak mampu menunjukkan keuletan dan keseriusan.


5.Beranilah merendahkan hati dengan melakukan sesuatu yang kecil dengan sabar dan bersyukur,demi mencapai impian yang besar. Bekerja keras dan jangan mudah menyerah sebelum impian menjadi kenyataan.


Mari kunjungi juga : 
Rumah ku,syurgaku,taman jiwaku
Jejak kisah sang petualang

Minggu, 03 Juli 2011

Secarik Goresan untuk sibuah hati

Genggaman cinta bertabur rindu,bermohon pada yang satu
Tak lelah kami menunggu,hadirnya si penyejuk kalbu
Hadirmu telah mengukir mimpi- mimpi baru di sepanjang pulasnya tidurku
Jeritan pertamamu,telah menata taman baru di hatiku


Putriku,......buah hatiku,......pelipur lara hidupku......
Masih mekar kuntum ingatan di jiwaku,.disaat rembulan ikut tersenyum dilangit borneo
Menyaksikan air mata bahagia bercampur haru ayah bunda menatap wajah mungilmu
tepatnya,senin,20 July 1998 pukul 20:10 WITA ,..itulah hari keramat yang kupunya


Bintang gemintang kecemasan,.Awan hilir mudik menyaksikan
Disaat nyaliku di uji,keyakinanku dipertanyakan
Nyawaku dipertaruhkan,kekuatanku diragukan,air mataku dikucurkan,
Kehormatanku digadaikan,semangatku dinantikan,pesakitanku diikhlaskan


Itulah hari terbesar,sejarah hidupku mencatat nya,air mata haru membasahi relung hati kala itu
Tepat waktu itu pula,kau sempurnakan hidupku sebagai seorang wanita
kau lantik aku sebagai seorang bunda,kau wisuda aku tanpa toga
Kau nobatkan aku sebagai ratu dalam kerajaan kecil rumah tangga


Tak terasa waktu berjalan,11 tahun dalam pelukan
menangis,bermanja dalam dekapan,sambil mengharap kudendangkan
Gadis kecil yang selalu ku banggakan, memupuk asa disetiap helaan nafas
Candamu kurindukan,sakit dukamu ku pilukan


Putriku,.....buah hatiku,.....Harapanku....
Teratai putih kecilku,kini mulai tumbuh,ditelaga jiwa yang dahaga
Kelopakmu mulai mekar,meski akarmu masih berharap menggapai dasar
Riak kecil mulai menggoda,tatkala angin mengusik sang mahkota jiwa


Tirai pandangmu telah tajam,menyibak tepi langit
Hentakan nalurimu telah beranjak kokoh,menapaki cadas bumi
Piano lidahmu telah fasih untuk mengurai banyak kata tentang lantunan kehidupan
Pendengaran nuranimu telah nyaring merangkai untaian nyanyian dunia


Pesan ayah bunda,jangan terlena dengan rayuan dunia,pelayaranmu masih sangat jauh,
masih banyak gelombang kehidupan di depanmu,Perahu yang kau kemudikan masih rapuh
Tapi,jangan pernah gentar menentang badai anakku,.
Benahi payung iman mu,agar selamat sampai ketepian


Ayah bunda selalu berdo'a,Semoga ananda selalu bahagia
Tetaplah teguh dalam iman Islammu,Semoga sukses meniti masa depan
Di mudahkan rezeki mu,Di ppanjangkan umurmu,Disehatkan badanmu
Dikuatkan jasmani dan rohanimu,Disampaikan cita" mu,
Diridhoi Allah SWT dalam segala urusan dunia,Semoga bahagia dunia dan akhiratmu
Semoga setiap detik yang kau langkahi menuai berkah,..
Amin Ya Allah........,Amin ya Rohman,.............Amin ya Rohiiiim..........






Doha, Senin 20 July 2009

Berikutnya : kreasi-si-buah-hati.
                   es-campur.
                   tari-saman-by-rumah-kita-in-akis-
                   pizza-ala-dita.

Wanita....Ibu...Isteri.....

                                           Sebagai Ibu,Isteri,anak..ketiganya adalah wanita

oleh Sri Utami pada 23 Desember 2009 jam 18:35
Sungguh sangat Jelas Ajaran Islam Mendudukkan dan menuntun kita dalam hidup dan kehidupan ini.

Wanita,ibu,isteri,..adalah satu kesatuan yang berbeda namun tak dapat dipisah dan dipilah. Dia hadir dalam sosok yang sama namun dalam konsekwensi yang sangat berbeda.. Persamaan mutlak berasal dari kelembutannya,keanggunannya dan kasih sayangnya...Namun jika kita telaah lebih jauh sungguh banyak sisi sisi yang harus kita pilah...

Seorang Ibu atau Isteri sudah pasti seorang wanita,namun seorang wanita belum tentu menjadi seorang ibu atau seorang isteri...
Seorang Ibu belum tentu seorang isteri dan sorang isteri juga belum tentu menjadi seorang ibu..
sungguh nikmat yang wajib kita syukuri jika bisa mendapat predikat ketiga" nya
Bagi saudaraku yang hanya kebagian salah satu diantaranya..mari kita ambil hikmah di balik karunia dari yang Maha Pencipta...karena bukan kah Dia Allah Swt yang lebih tahu tentang kebutuhan kita? Yuk...Tetap kita Syukuri apa pun adanya...InsyaAllah Amin...

=) Wanita

Wanita adalah Tiang Negara. Jika Baik akhlak wanitanya maka baik lah negaranya,dan Jika buruk akhlak wanitanya,maka hancurlah negaranya ( Al-Hadist)
Karena itu Wanita sangatlah penentu dalam maju mundurnya suatu bangsa. Banyak kemungkinan yang akan tercipta dari segala fenomena Wanita.

* Wanita bisa menjadi sumber fitnah jika tak pandai dalam memilih dan memilah segala bentuk masalah,namun akan menjadi karomah jika pintar dan bijaksana
*Wanita juga akan menjadi ujian yang sangat berat jika yang memimpin nya kurang bijaksana dalam mensikapi segala bentuk dilema...
*Namun wanita juga akan menjadi suatu Anugerah yang tak terhingga jika di tata dan dituntun sesuai dengan ajaran agama

=) Ibu

Aljannatu tahta agdaamil Ummahaat ( Al Hadist) ....syurga itu di telapak kaki Ibu....
Alangkah mulianya Seorang ibu dalam tuntunan Rosulullah.
Beberapa hal yang mungkin kita bisa petik dr sana..sepertinya ini adalah simbol,namun sesungguhnya adalah sangat nyata...

* Hanya Ibu yang berhak di sanjung dan di junjung setelah Allah Swt dan Rasulnya..

* Ibu adalah tampuk dari segala asa,rasa dan jasa kita...Untuk memohon Ridho beliau kita harus tundukkan kepala di kakinya. karena itu...
= telapak seorang ibu haruslah suci bersih agar anak" yang menciumnya terhindar dari segala penyakit duniawi.
=Jika telapak kakinya saja harus bersih,..apalagi muka hati,fikiran dan kepalanya...Ini adalah lambang bahwa seorang ibu harus benar" suci lahir dan Bathin nya

* Ibu selalu ditinggikan derajadnya oleh anak" nya...Tak seorang pun anak yang boleh merendah kan ibunya...Karena Allah Swt telah meletakkan Syurga di dasar paling bawah dari tempat berpijaknya seorang ibu...bagaimana kita bisa merasa lebih tinggi di banding ibu kita sendiri?

* Pertanda Allah Swt meletakkan di tempat paling bawah,agar kita semua mudah mencapai nya,walau dalam kondisi selemah apapun,...kita tidak mesti duduk,berdiri atau pun berlari,..karena letaknya sangatlah rendah.

Saudaraku....Ini hanyalah simbol saja...yang sesungguhnya mari kita wujudkan dalam relita menyantuni,menyayangi,memuliakan dan membahagiakan ibu kita dengan ikhlas,dan penuh kasih sayang. Karena saya yakin,tak seorang pun diantara kita yang tidak terlahir dr rahim seorang ibu.

@ Dari Rahim seorang Ibu,..akan hadir petinggi petingi negara dari seluruh belahan dunia
@ Dari Dapur kecilnya si ibu telah membekali anak anak bangsa yang sehat dan kuat penuh gizi
@ Dari Tutur kata lidahnya telah lahir para Imuwan" dan profesional yang ber Etika dan bermartabat
@ Dari Kelembutannya seorang ibu telah melahirkan peradaban dunia yang makin hari maki dahsyat
@ Dari kekerasan hatinya seorang ibu telah membangun Generasi muda yang mandiri

Semoga kedepan..sebagai seorang ibu,...kita akan ciptakan sesuatu yang lebih baik lagi..Amin

=) Isteri

Dalam surat Albaqarah 187 di jelaskan oleh Allah Swt...Hunna libaasullakum,waantum libaasullahunna yang artinya Mereka adalah pakaian bagimu dan kamu adalah pakaian bagi mereka..
Dari ayat ini jelas antara suami istri harus saling melengkapi dan menutupi satu sama lain. Allah mengibarat kan dengan pakaian karena pakaian itu sangat lah besar pengaruhnya dalam kehidupan kita. Kita bisa bayangkan jika harus hidup tanpa pakaian. Bisa jadi kedinginan ataupun terhindar dr yang bakal menyakiti.
Terang sekali tergambar saling keterkaitan antara suami dan isteri. Tidak ada yang merasa harus lebih dipentingkan ataupun di kesampingkan. keduanya saling mendukung dan saling melengkapi.Jika pakaiannya bagus,maka dengan sendirinya suami akan di pandang lebih baik kemanapun dia pergi,namun jika pakaiannya buruk,maka itu pulalah yang akan mempermalukan suaminya sendiri,..pakaian itu adalah isterinya sendiri. Dan yang di maksud pakaian itu juga bukan pula cantiq atau elok rupa saja,tapi jauh lebih dalam yaitu hati dan tingkah laku isteri atau pasangannya.
Lebih jelas lagi Al Qur'an menerangkan tentang Wanita dalam Surat annisa ayat 1 penggalannya...Wakholaqa zaujaha wabastaminhuma rijaalan kastiiran wannisa' ...dst yang artinya dan dari padanya Allah menciptakan istrinya,dan dari pada keduanya Allah Swt memperkembang biakkan laki" dan perempuan yang banyak.
Sungguh dari ayat ini pulalah tergambar perran besar seorang istrri dalam membangun masa depan dunia. Bahkan sebagian pendapat yang sangat sejak lama kita kenal bahwa Wanita tercipta dari tulang rusuk Pria...Mohon maaf sampai saat ini saya belum temukan dalil yg konkrit,dan mohon beri tahu saya jika diantara saudara ada yg tahu...Tapi tidak ada salah nya jika pernyataan itu kita telaah maksud baiknya...

Jika kita maknai dengan kehidupan suami isteri, maka ada hikmah besar yang tersirat dari sana...

@ Tulang Rusuk terletak di samping,disisi yang selalu di lindungi oleh banyak bagian tubuh yang lain.
@ Tidak dari tulang kepala,..karena tak ada alasan seorang isteri untuk di junjung dan di letakkan melebihi derajad suami.
@ Tidak pula dari tulang dada,karena isteri bukanlah ujung tombak dari setiap masalah yang dihadapi oleh suami,tapi dia selalu berjaga" disaat suami maju kedepan dan menutupi disetiap kekurangan.
@ Tidak pula dari tulang kaki,karena dia tidak boleh di rendahkan atau pun disepelekan,namun tempatnya selalu seiring sejalan dengan perisai tubuh sang suami.
@ Tidak juga dari tulang tangan,karena dia bukan untuk disuruh atau diperintah semaunya.
@ Dia bersemayam disisi sang suami,dekat dengan hati,agar selalu disayang dan dicintai,dekat dengan jantung agar selalu mengerti disetiap makna debaran jantung sang suami,dekat dengan lambung,agar selalu merasakan kenyang atau laparnya sang suami,dekat dengan paru" karena dari desahan nafas sang suami akan dia rasakan berat ringannya masalah yang tengah dipikul sang suami. dekat juga dengan urat leher,karena disitulah letak segala simpul pembuluh darah sang suami.

Dari uraian diatas,mungkin kita menemukan perbedaan yg lebih jelas antara Wanita,ibu dan isteri,terutama dari segi kedudukan nya disisi laki".

Saya sadari,tulisan ini sangatlah jauh dari sempurna,karena hanya di tulis oleh seorang ibu rumah tangga yang menulis di sela" kesibukan menjalankan tugas sehari.
Karenanya,alangkah senang dan bangga nya saya jika saudara" ku semua memberi masukan atau saran yg positif sehingga saya bisa belajar lebih banyak lagi.


Doha

Ketika menjadi Orang tua,..Adakah kita Ingat saat kita dulu Sebagai Anak.???

 

oleh Sri Utami pada 25 Juni 2010 jam 19:57
Ketika menyandang Titel Menjadi Orang tua,adalah sebuah kenikmatan dan kebanggaan yang tak bisa di ukur dengan harta apapun...bahagia luar biasa,serasa hidup telah benar benar sempurna.Begitu juga yang di rasakan oleh semua orang tua termasuk orang tua kita.Banyak Hal hal yang kalau difikir kita tidak akan sanggup,tapi karena hati yang suka cita,harapan yang tinggi,..semua bisa dijalani dengan mudah tanpa rasa lelah.Begitu jua lah sesungguhnya yang telah dilalui oleh orang tua kita.Tapi adakah kita mengingatnya??
Adakah kita berbuat kepada orang tua kita,sama halnya seperti kita memperlakukan dan memperioritaskan anak anak kita???

Beberapa Contoh diantaranya :

=> Tatkala melahirkan sibuah hati,adalah pertaruhan hidup dengan mati. Setiap tahun kita selalu ingat akan tanggal lahir kita dan tanggal lahir anak" kita...Tapi adakah kita pernah ingat,bahwa sebenarnya,pas tanggal itu,orang tua kita waktu itu meregang nyawa,mempertaruhkan sebuah kehidupan untuk kita??

=> Bangun ditengah malam,disaat semua orang tidur lelap bersama mimpi mimpi yang indah,orang tua tanpa keluh bangun untuk mengganti popok atau mungkin menggendong semalaman karena anaknya rewel atau sudah puas tidur diwaktu siang.Sebaliknya,sebagai seorang anak,bersediakah kita untuk bangun tengah malam hanya sekedar menemani orang tua kita yang lagi ga bisa tidur,karena beberapa keluhan atau kegelisahan yang tengah dialaminya??

=> Sering sekali kepada si kecil,sebelum tidur,atau pulang bermain,kita disuguhi cerita cerita menarik,atau dongengan dongengan sebelum tidur,bahkan mungkin usapan dan pijatan lembut,..Tapi sebaliknya,adakah kita bersedia mendengar cerita cerita,atau mungkin bercerita ringan bahkan mengusap atau memijat orang tua sebelum beliau terlelap tidur??

=> Tidak sedikit kita mencari buku" tentang psichology anak,agar pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan yang kita harapkan,tapi sebaliknya adakah kita pernah mencari buku" yang bisa membuat orang tua kita bahagia di masa tuanya??

=> Setiap saat setiap waktu kita bermohon dan berdo'a untuk kebahagiaan anak anak kita,tapi adakah kita pernah khusus berdo'a untuk orang tua selain Do'a do'a harian yang memang telah fasih dilidah,bahkan kita mengucapkan diluar kesadaran karena sudah sangat hafal,tapi tanpa penghayatan dan kekhusukan???

=> Sering sekali kita mengatur jadwal picnik bersama anak anak,agar anak anak senang,..tapi pernahkah kita memasukkan orang tua didalam jadwal kebahagaan itu,seperti pentingnya anak" kita ??

=> Kita sangat khawatir jika sikecil panas,demam apalagi kalau sakitnya agak parah.Tidak sedikit orang tua yang membuatkan asuransi kesehatan untuk anak anaknya. Tapi adakah kita khawatir,ketika orang tua kita sakit,demam ataupun penyakit yang sudah kronis sekalipun?? Sangat jarang kita saksikan,seorang anak mengasuransikan kesehatan orang tuanya...Mari kita tanya kepada para petugas Asuransi,berapa perbandingan yang mengasuransikan anaknya dengan yang mengasuransikan orang tuanya.

=> Kita sering bangga dengan prestasi anak anak kita,baik disekolah ataupun disegala bentuk kegiatan.
Tapi pernahkah kita bangga dengan orang tua kita yang telah membuat kita hidup sukses sehingga bisa juga menjadikan cucu cucunya sukses dan berprestasi?

=> Banyak orang tua memburu susu terbaik,merek terkenal,nutrisi yang tepat untuk anak anaknya,agar bisa sehat,kuat dan cerdas.
Tapi sangat jarang kita dengar,seorang anak sibuk mencari informasi susu terbaik,nutrisi yang tepat untuk orang tuanya agar selalu sehat,kuat dan tidak mengalami pikun hingga ajal menjemputnya.

=> Yang paling trend saat ini adalah banyak orang tua yang menabung ataupun mengasuransikan pendidikan anak anaknya agar kelak menjadi anak yang sukses,dan tidak mengalami kesulitan ekonomi setelah dewasa.Tapi adakah anak menyisihkan sedikit saja dari rezekinya apalagi mengasuransikan agar orang tuanya tidak kesulitan ekonomi dimasa tua setelah tak ada daya mencari nafkah?

=> Dari jauh jauh hari,orang tua berusaha membeli dan mempersiapkan rumah untuk anaknya,agar suatu saat kelak,anaknya tidak harus terlunta lunta dijalanan,kalau pun hidup seadanya,tetap ada tempat berteduh.Tapi adakah anak berfikir berfikir untuk menyediakan rumah buat orang tuanya,supaya bisa tinggal lebih nyaman,lebih bebas dan lebih leluasa dirumah nya sendiri???


=> Yang tatkala trend saat ini,dengan segenap daya upaya,bahkan ada yang harus menghutang,orang tua berusaha membelikan anaknya HandPhone dengan berbagai alasan,seperti agar mudah dihubungi kalau kangen,agar anaknya tidak kerepotan dalam berbagai urusan bahkan hanya sekedar agar anaknya tidak ketinggalan trend dengan teman" nya sehingga anaknya tidak rendah diri.Namun adakah anak berupaya bahkan berrhutang agar mudah bertanya dan memantau kondisi oramg tuanya??

=> Ketika makan yang Enak enak,orangtua selalu ingat dan menyisihkan untuk anaknya,tapi pernahkah anak mengingat/menyisihkan sebagian untuk orangtuanya??

=> Banyak orang bilang kalau orang tua kaya,anak jadi ratu/raja dirumahnya. Bebas menikmati dunia seperti bebasnya burung besenda gurau di cakrawala.Tapi tatkala anak yang kaya,tidak sedikit orangtua yang tersiksa dengan sederetan aturan dirumahnya. Bisakah orang tua bebas merengek ke anaknya,sebebas anaknya merengek kepada orang tuanya??

Ya Allah,Ya Robb...Ampunkan Dosa Kami,Dosa kedua orang tua kami,Sayangilah mereka,sebagai mana mereka menyayangi kami diwaktu kami kecil...Jangan sekali kali engkau biarkan hati ini terbersit untuk menyakitinya,jangan sampai lidah yang tajam ini menebas perasaannya,jangan sampai sikap yang kurang berbudi ini melukai hati nya...Amin Ya Allah..Amin ya Rohman...Amin Ya Rohiim


Qatar

25 Juni 2009

Sabtu, 02 Juli 2011

Madrasyatul Ula

Beliau berdua adalah Madrasyatul Ula bagiku. Apapun adanya dirinya,beliau tetap guru besar dan yang pertama mengajariku menatap dunia fana ini.

Rumah tangga merupakan kampus terbesar didunia yang telah mencetak jutaan para sarjana kepribadian dan karakteristik. Orang tua adalah guru besar yang belum pernah tertandingi hasil didikannya oleh para Doctor manapun juga. Sebagian besar para pemuka dunia,pembesar,ilmuwan.ulama, konglomerat, intelektual dan entah apalagi sebutannya,menjadi seorang yang besar,terkenal berawal dari didikan orang tua,dan membangun karakter berawal dari rumah tangganya.

Suatu konsep yang tidak boleh kita pandang sebelah mata,karena sebagai orang tua,kita turut berkewajiban membangun masa depan dunia dengan mendidik anak anak kearah yang lebih baik. Apa pun bentuknya,besar maupun kecil,suka atau tidak,andil kita saat ini,menjadi perhitungan bagi anak cucu dimasa yang akan datang. Golden Age ( Usia emas) ketika anak anak belum memasuki usia sekolah,merupakan usia yang paling menentukan bagi anak. Disini sangat dituntut peran penting orang tua,untuk mewariskan watak yang baik,emosi yang terarah,karakter yang bersahaja kepada penerus masa depan.

Dirumah bersama orang tua,anak bisa belajar berbagai macam bentuk pendidikan. Mulai dari bermasyarakat,berteman,beragama,bernegara,berkeluarga,bersosialisasi,toleransi,ekonomi,dan segala  bidang pendidikan. Pendidikan Formal,hanyalah mengajarkan ilmu ilmu yang sesuai kurikulum. Sisanya adalah kewajiban orang tua sepenuhnya. Jangan heran,jika perilaku anak yang dibesarkan oleh pembantu karena orang tua sibuk diluar,akan melahirkan pribadi anak yang tidak jauh dari kepribadian orang orang yang sehari hari bersamanya,bahkan lebih rusak dari sekedar yang dicontohnya,dengan alasan frustasi terhadap sikap orang tuanya yang kurang memperhatikan kebutuhan bathinnya.

Dalam hal ini,saya ingin berbagi kisah nyata,yang saya alami sendiri,sesuai dengan perkembangan sibuah hati:
Pasang surut ekonomi kelurga kami,menciptakan banyak pengalaman yang patut dipetik hikmahnya menjadi sebuah pelajaran.Sibuah hati terlahir dalam kondisi rumah tangga kami sedang lumayan bagus,sehingga pendapatan suami tidak mengharuskan saya mencari penghasilan tambahan,dan saya puas memberi ASI sampai sikecil berumur 2 tahun.Pada masa ini,saya mengasuh sikecil seutuhnya,kalau pun punya pembantu,hanyalah untuk menjaga dikala saya mandi atau mungkin kesibukan kecil saja.Alhamdulillah Sibuah hati memperlihatkan pertumbuhan yang baik pintar dan ceria.Dia cepat menangkap komunikasi arang tua dan lingkungannya. Di usia 2 tahun,dia sudah bisa berbahasa dengan baik,walaupun pengucapannya masih cadel.

Namun,tepat pada ultahnya yang kedua,suami tiba tiba mengundurkan diri dari pekerjaan,tanpa mendapatkan pekerjaan yang baru.Situasi itu bertahan 6 bulan hingga akhirnya suami bekerja kembali ditempat yang lain dengan gaji yang bisa dibilang tidak mencukupi.Untuk menopang ekonomi keluarga,saya berjualan dirumah dengan menerima orderan kue kue,masakan ,pakaian atau apa saja yang halal yang dipesan orang.Kondisi seperti ini saya jalani hingga sibuah hati berumur 4,5 tahun. Bersyukur,dalam kondisi ini,saya tetap bisa selalu mendampingi sikecil,walau kadang kami berdua harus berdempet dempetan dikereta api,di bus atau mungkin di angkot untuk membeli dan menjual dagangan. Tapi disepanjang perjalanan,kami menanamkan rasa kebersamaan,perlindungan dan kasih sayang yang utuh. Pada usia 2,5 tahun,sikecil sudah bisa menghafal huruf latin dan angka angka.Alhamdulillah,dalam pelukan,umur 3,5 tahun dia sudah bisa menulis surat untuk neneknya dengan tangannya sendiri dan cukup rapi.MasyaAllah..semua ilmu itu datang dengan mudah keotaknya yang polos dari Allah SWT. Begitu juga dengan huruf Hijaiyah,iqra'1 bisa dia tamatkan hanya dalam wkt 15 hari .Semua pelajaran membaca,berhitung,menulis,mengaji,saya suguhkan kepadanya dengan bahasa ibu,sambil bermain,berdagang dan disepanjang perjalanan. Tidak heran kalau sebelum tidur,kami mempertemukan kepala dan meletakkan guling antara pinggang saya dan dia,untuk membentuk huruf A. Atau jangan kaget kalau di sepanjang perjalanan,kami heboh berdua,mencari apa saja benda yang berbentuk O,U,I,S angka 4,6,7 dan lain lain.Sehingga umur 3,5 tahun,Dia sudah bisa membaca tulisan MATAHARI,HERO,BUS,BEKASI,TANAH ABANG sambil mobil melaju .

Masa masa itu,adalah masa masa ekonomi tersulit yang kami alami, sehingga sikecil tidak bisa mengecap pendidikan formal apalagi TK yang berbobot,kecuali TPA yang biayanya cukup terjangkau. Untuk menimpalinya,saya usahakan dia bisa saya ajari dirumah sambil bermain,hingga kepintarannya tidak ketinggalan dengan anak seusianya yang disekolahkan di TK terkenal. Alhamdulillah,di TPA dia juara dan sangat bahagia.

Ketika umurnya 4,5 tahun,Alhamdulillah,berkat bantuan dari banyak teman,saya mulai bisa punya toko sendiri yang menjual alat tulis dan fotocopy.Tahun pertama saya masih selalu bersama sibuah hati karena saya mengontrak toko yang menyatu dengan rumah.Walau sesekali sikecil saya tinggal untuk keperluan membeli barang dagangan.Pada tahap ini,intensitas kebersamaan sedikit berkurang. Tapi bersyukur pada usia 5 tahun,saya bisa menyekolahkannya ke TK terdekat.Namun bangku taman kanak kanak hanya dia kecap 2 bulan saja,karena guru TK nya menyarankan untuk pindah ke SD saja.Alhamdulillah,guru SD nya juga menyambut baik dan senang ,karena dia murid yang tidak banyak menimbulkan masalah.

Karena toko nya di pertigaan jalan,tempat orang orang keluar masuk komplex,sikecil banyak berinteraksi dengan tukang ojek,tukang becak dan pedagang keliling. Dari kondisi ini,banyak sisi baiknya,namun tidak sedikit juga sisi buruknya utk kepribadian si anak. Sisi baiknya,dia akan mengenal banyak karakter manusia,dan mudah berinteraksi dengan sesama,tanpa pandang bulu,derajad dan profesi,yang kelak akan melahirkan pribadi yang supel dan rendah hati. Namun sisi buruknya,dia akan mendegar berbagai bahasa dan kata kata yang kurang bagus untuk pertumbuhan jiwanya. Disini saya mensiasati untuk membatasi dan selalu menegur jika ada yang kurang pantas. Alhamdulillah Allah melindungi dari kejelekan kejelekan yang saya khawatirkan.

Sampai pada Fase ini,target saya sudah tercapai dengan baik yaitu:

-  Umur 9 Bulan,Dia tumbuh gigi,mulai berjalan dan bisa mengeluarkan kata kata pendek seperti pipis,eek,ga mau,bunda,ayah,ikut dan lain lain.
- Umur 2 tahun dia sudah berinteraksi dengan sempurna dan bisa bicara dan bercerita. Seperti menasehati temannya dengan bilang,"anan akan pemen,anti jijinya bolong dan lain lain."
- Umur 3 tahun,dia sudah menghafal huruf latin dan angka angka
- Umur 3,5 tahun,dia sudah fasih menulis,membaca,berhitung sampai seratus dan tambah kurang hingga 10.
- Umur 5 tahun dia sudah bisa membaca Al Qur'an walau masih terbata bata.

Barangkali pasangan muda,atau yang memiliki anak kecil,bisa membuat target sendiri untuk sibuah hati,seperti yang saya lakukan ini,dengan metode metode yang tentunya lebih kreatif lagi.

Masa masa Usia Emas (Golden Age) sibuah hati,telah saya ukir dalam kondisi masa sulit dan penuh cerita dan lika liku. Seiring dengan perkembangan usaha dan suami pindah bekerja dan saya ditempatkan dirumah dinas,otomatis pola hidup kami turut berubah.
Saya mengontrak toko diluar komplek yang tidak begitu jauh dari rumah. Tapi tetap saja intensitas saya dengan sikecil sudah mulai berkurang. Dia lebih banyak dirumah bersama nenek saya , keluarga dan pembantu. Di kelas dia mulai suka ngobrol dengan teman sebangkunya. Pada suatu hari saat dia kelas 3,saya tanya..Dita kalau sayang sama bunda,jangan ngobrol lagi dikelas ya nak. Dita sayang sama siapa,sama bunda atau  sama teman? Sungguh mengejutkan,dia jawab "sayang sama teman,soalnya teman mau cerita sama Dita,kalau bunda ga mau"..Gubrak...(( Serasa petir disiang hari,..hati saya benar benar ditampar waktu itu. Dalam dada saya ingin menjerit sekuat kuatnya..kenapa yang begini harus terjadi.Padahal dalam logika saya meninggalkan dia untuk mencari nafkah,tapi hasilnya malah menghancurkan hati saya. Saya seakan lupa,kalau peri kecil saya belum bisa mencerna dan logikanya belum cukup untuk menerima bahwa bundanya ke toko untuk bisa menyekolahkannya dengan layak seperti orang lain kebanyakan.

Sejak saat itu,saya berusaha membagi waktu,walau sesibuk apapun,tetap saya sempatkan untuk berinteraksi dan bermain bersama. Toko lebih banyak saya serahkan sama karyawan,karena anak jauh lebih berharga dari harta yang saya punya.Tidak jarang saya ikutan menungguinya disekolah,sambil menemaninya melahap bekal yang dibawa dari rumah disaat jam istirahat tiba.
Kebiasaan yang selalu saya tanamkan sejak kecil,untuk selalu makan nasi dulu sebelum makan /jajan yang lainnya. Apapun lauknya,itulah yang bisa bunda suguhi,dan dita harus mensyukurinya. kebiasaan ini pula yang dia lakoni sampai sekarang,dan setiap kesekolah,selalu berbekal Nasi. sehingga tidak jarang saya menemukan banyak uang di sela sela bukunya,lantaran setiap hari dikasih uang jajan,tapi jarang di pakai untuk jajan.

Rasa syukur yang sebesar besarnya,sejak suami pindah kerja ke Qatar,saya tidak harus mencari tambahan pendapatan lagi. Kalaupun sesekali saya berjualan makanan,atau membuatkan pesanan saudara/teman seperantauan,itu tidak mesti menyita waktu dan kebersamaan bersama anak dan suami.Dengan demikian,kami sekeluarga bisa melantunkan ayat ayat Al Qur'an bersama sama setiap selesai Sholat Magrib berjamaah,bahkan tidak jarang kami lanjutkan dengan diskusi agama ataupun diskusi keluarga. Kami semua saling membuka diri untuk siap dikritik ataupun mengkritik guna mencari jalan terbaik. Yang tua maupun yang kecil,mempunyai hak yang sama untuk menyampaikan pendapat masing masing.  Selanjutnya hari hari saya bisa tercurah sepenuhnya untuk anak dan suami...Alhamdulillah..Allah menjawab segala do'a do'a saya.

Demikianlah sekelumit kisah yang bisa saya paparkan,barangkali ada hikmah dan pelajaran yang bisa dipetik dari sana. Sebagai sesama Guru dalam kerajaan kecil yang bernama keluarga,sudah selayaknya kita berbagi kisah,berbagi kasih dan berbagi informasi. Semoga pengalaman dan paparan ini,bermanfaat untuk kita  semua.

Pelajaran Berharga untuk Para Orang tua:


1. Mari persiapkan diri menjadi pribadi yang baik,karena setiap sikap dan gerak gerik kita adalah teladan yang bakal ditiru oleh para generasi selanjutnya,terutama anak anak kita sendiri.


2. Jangan pernah rela,menyerahkan anak sepenuhnya kepada para pengasuhnya,karena pendidikan yang akan melekat pada anak,tentunya pendidikan ala pengasuh,pembantu karena mereka menjadi contoh terdekat bagi anak anak sehari hari.


3. Isilah Jiwa,watak,perilaku,dan fikiran anak sematang dan semantap mungkin sesuai dengan yang kita inginkan,sebelum sianak diserahkan belajar diluar rumah seperti disekolah,madrasah dan lain lain termasuk ketika dia akan terjun bergaul dilingkungan yang lebih luas.


4. Lingkungan juga sangat berpengaruh dalam pendidikan anak. Karena itu,teliti,cermat,cerdas dan bijak lah dalam memilihkan lingkungan untuk si buah hati,dan pantau lah jarak tempuh yang telah digelutinya.


5. Bukan hanya di tempat pendidikan formal,tapi kita juga bisa mendidik dan mengajar anak dimana saja yang kita mau,sepanjang kita bersama sama si buah hati. Hal ini sangat berguna,bagi orang tua yang sibuk,atau mungkin sedikit ada masalah dengan biaya pendidikan formal. Mendidik dan mencerdaskan anak,tidak hanya tergantung biaya mahal,tapi kecerdasan orang tua menyiasati kondisi,dapat meminimalisir biaya pendidikan.

Rumahku Syurgaku,Keluargaku Taman Jiwaku


Untuk syurga dunia,kita bisa ciptakan dimana saja yang kita inginkan.Dijalan,ditempat kerja,ditaman,dikota,di desa,dihutan,digurun,dilaut dsb nya.


Tidak mudah untuk membuat sebuah keputusan untuk menikah. Kapan.dimana,dengan siapa,itu seutuhnya hak yang maha kuasa. Manusia hanya berhak merancang dan berdo'a. Begitu juga yang kualami ketika menginjak Dewasa. Do'aku ketika dianjurkan menikah oleh orang tua...


"Ya Allah,jika menurut Engkau menikah adalah keputusan terbaik untukku,permudahlah,siapapun yang terbaik menurut Engkau,dekatkanlah hatiku padanya,dan jika ada yang tidak baik menurut Engkau,jauhkanlah,serta jangan sampai Engkau biarkan ada hati yang kecewa dan terluka. Semua hamba serahkan sepenuhnya padaMu wahai Robbi. Sungguh Engkau lebih tahu tentang diri hamba kemaren,hari ini atau pun esok hari,melebihi apa yang hamba ketahui.Hamba hanyalah Makhlukmu yang hanya Engkau titipkan sititik pengetahuan."


Berbeda dengan  orang yang menikah kebanyakan dizaman sekarang,didahului dengan masa pendekatan/perkenalan berbulan bulan bahkan bertahun lamanya,aku hanya berkenalan 4 jam saja. Walau berasal dari daerah yang sama,bahkan ada sedikit hubungan kekerabatan,tapi kami tak pernah saling bertemu. Kami diperkenalkan oleh keluarga,berbeda dengan siti Nurbaya.Kami cukup bebas memilih untuk melanjutkannya kepelaminan,atau cukup menambah persaudaraan saja. Tidak ada paksaan dan keharusan untuk melanjutkan menjadi suami isteri. Alhamdulillah,dalam simpuh dan sujudku,Allah menjawab do'a"ku,memudahkan jalan kearah pernikahan dan mendekatkan hatiku pada Effendi Damhuri  yang menjadi suami ku sekarang,dan InsyaAllah hingga ke Syurga kelak. Aamiin.


Memilih Seorang pribadi sebagai pasangan Hidup bukan karena kualitas keduniaan semata,tapi bersamanya menjadikan jiwa kita hidup dan damai,,raga kita sehat dan bergairah,keluarga kita bahagia,utuh dan ceria,dengan masa depan yang menjanjikan pertumbuhan yang santun dan penuh rasa syukur.




Masa perkenalan yang singkat,dan perencanaan berkeluarga yang belum matang,masa awal awal pernikahan benar benar membuat aku merasa masuk kedunia lain yang sangat berbeda dengan dunia yang kugeluti sebelumnya.Semua yang kutemui benar benar asing bagiku. Latar belakang yang sangat berbeda bahkan bertolak dengan suami,kondisi lingkungan yang tak pernah kubayangkan,serta banyak lagi hal lain yang manjadi Surprise sekaligus pelajaran baru dalam sebuah babak baru kehidupanku.

Masa pra nikah yang kugeluti dengan teman teman disekolah/kampus selama ini,diantara kitab kitab,berganti warna dengan lingkungan industri ditengah hutan dan setiap hari aku harus bertemu dengan orang orang dipasar ikan,pasar sayur berkecimpung antara dapur,cucian dan setrikaan,sebagaimana adanya seorang ibu rumah tangga. Ouh..sungguh bukan sebuah impian waktu itu. Apa lagi,sebelum nikah,disamping bekerja disebuah perusahaan,suamiku juga memiliki salon (sekaligus tempat tinggalku sementara diawal pernikahan),dirasakan sebuah kondisi yang tak pernah kudambakan. Image tinggal disalon,dengan lingkungan yang serba serbi,sangat bertolak belakang dengan segala pelajaran yang kuserap selama diasrama dan disepanjang aku sekolah. Sepertinya,suamiku sendiri juga belum sempurna mempersipkan diri untuk berumah tangga seperti layaknya orang orang yang mau menikah lainnya. Jadilah kami berdua memulai hidup baru dengan kondisi yang sempurna baru.

Jujur,Kondisi itu kurasakan sangat sulit,tapi pengertian,dukungan,kasih sayang yang tulus,kejujuran dan tanggung jawab suamiku,membuat aku tak mudah patah arang untuk menjalani hari hari baruku. Tekad yang kuat dari kami berdua,untuk mewujudkan keluarga sakinah,mawaddah warohmah,membuat keluarga baruku perlahan tumbuh dan berbunga. Warna warni masa lalu masing masing membuat Cinta kami dirasakan  makin indah.Kami awali hari baru dengan saling melengkapi diantara segala kekurangan dan kelebihan yang ada. Alhamdulillah,Sejak dipersaksikan didepan penghulu,sejak itu pula,kami bertekad utk keluar dari segala bentuk masa lalu yang kurang pantas untuk dilanjutkan.

Berdua,kami saling berbagi ilmu,berbagi pengalaman dan berbagi pengetahuan. Kami tidak malu untuk memulai belajar dari alif,menghafal ayat" pendek,bacaan sholat,do'a" dan lain lainnya. satu hal yang tak pernah kulupa,ketika suamiku meneteskan air setelah sholat Ied thn pertama kami menikah. Beliau terharu,karena waktu itu adalah puasa Ramadhan pertama yang puasanya penuh satu bulan,dan Alhamdulillah sampai sekarang tetap penuh walau godaan dan tantangan nya sangat kuat,apalagi dijalankan sambil mencari nafkah. Sebelumnya telah kumhonkan izin dari suamiku,untuk bercerita tentang ini,dan jawaban beliau,."Saya lebih bangga disebut mantan preman dari pada mantan ustad,lebih bangga lagi kalau jadi ustad sejak kecil sampai akhir hayat".

Perjalanan kami bergulir bak air mengalir. Pasang surut kehidupan pun tak luput menghiasi perjalanan kami. Jatuh bangun bukan lagi suatu hal yang asing. Tapi Mahligai yang indah tetap kami pupuk dan rawat hingga kapanpun.Sebait kata yang pernah kuselipkan untuknya :

Since 14 years ,...half my soul have been along with you....

oleh Sri Utami pada 08 September 2009 jam 21:53
My soul,....My heart,...My Love,...My Husband,...
Hari ini...
Telah 14 tahun kutitipkan setengah jiwaku bersamamu,...dan tak pernah kutanyakan lagi disimpan dimana,ataupun di bawa kemana,,.....karena sungguh kedamaian senantiasa menyelimuti setiap sudut nadiku,..dan nyanyian kalbuku tenang bernaung diantara hati dan jantungmu,...

Alhamdulillah,..ini adalah Ramadhan ke 15 kita bersama,..
Lebatnya hutan pedalaman Jambi,..Tajamnya hempasan petualangan di pesisir timur Borneo,..Kelebat hiruk pikuk metropolitan,....bercengkrama di bawah tenangnya aliran sungai Citarum,.. .hingga ganasnya taring mentari menantang fatamorgana di tepian teluk persia,...Menjadi saksi bisu disetiap depak langkah kita...

Suamiku,..Happy Birthday....Happy Wedding Anniversary,....
Semoga Cinta ini kekal dari dunia sampai akhirat,..
Sayang si nenek penikmat kebahagiaan kita,.. hari ini tak lagi bersama,...
InsyaAllah,...Beliau akan selalu menyaksikan dari alamnya yang sudah berbeda,..

Doha

Alhamdulillah,setelah 3 tahun menikah,kami di karuniai seorang putri cantik yang sehat dan membanggakan yang kami beri nama "Miftah Khairina Bahari" Yang kami artikan Kunci segala kebaikan yang dilahirkan di seberang lautan. Karena terlahir jauh dari kampung halaman,di tepian laut Kalimantan. Semoga kelak,sibuah hati menjadi wanita solehah,yang bermanfaat bagi Agama dan bangsanya...Aamiin.

Sepanjang kebersamaan,pastinya tidak akan pernah luput dari kesalahan,kehilafan atau mungkin hanya sekedar salah faham. Tak ada gading yang tak retak.Tapi kami berusaha untuk tidak memperuncing persoalan persoalan kecil yang terkadang melintas tanpa diundang. Mudah meminta maaf,dan mudah memaafkan merupakan aji paling ampuh yang kami pertuan agungkan disaat terjadi kesalahan. Jika Berbeda pendapat,atau terjadi pertikaian pendapat,adu argument bukanlah hal yang tabu buat kami,tapi saling mengerti adalah obat yang paling mujarab untuk menemukan jalan terbaik.Cemberut,manyun,bermanja,bujuk rayu,merupakan bumbu penyedap yang selalu tersaji tanpa permisi. Jika perselisihan harus hadir,kami tidak membiarkan tetap menyelimuti sampai esok hari. Jangan sampai marah,kesal,sedih,cemburu,hadir berlama lama dan ikut tidur diantara kita. Sebisanya diusahakan sebelum mata terpejam,segala persoalan sudah menemukan jalan keluar,dan tidur lelap bisa menjadi malam terindah setiap hari. Sehingga esok pagi dapat menyambut cerahnya mentari pagi dengan hati yang bahagia.

Kejujuran merupakan kunci dan prinsip yang tak dapat ditawar lagi dalam  kehidupan rumah tangga kami.Prinsip Qulil Haq Walau Kaana Murron (katakanlah yang benar itu,sekalipun pahit) menjadi menu istimewa penghias kasih sayang. Tak ada manusia yang sempurna,namun tak ada kesempurnaan yang bisa diciptakan tanpa dilandasi kejujuran. Jujur juga membuat masalah yang berat  jadi ringan,yang rumit jadi mudah diselesaikan.Demikian juga yang kami terapkan kepada sibuah hati. Kita boleh saja salah,karena tidak ada yang tidak pernah salah. Tapi Bersegeralah Jujur,agar segera keluar dari kesalahan itu. Sebab,sekali mencoba tidak jujur,akan menciptakan ketidak jujuran berikutnya.InsyaAllah Kejujuran lebih berperan penting dalam membangun Rumahku Syurgaku,Kelurgaku taman hatiku.



Pelajaran yang bisa di Petik dari sini:


1. Keikhlasan menerima takdir Allah Swt adalah tonggak supaya kita bisa meniti hari demi hari dengan ringan dan tanpa merasa tersakiti.


2. Jika Tali pernikahan yang sah telah merekatkan jiwa kita,maka nikmatilah itu dengan penuh rasa syukur. Pasangan kita adalah karunia terbaik yang Allah ciptakan untuk kita. Jangan pernah merasa tak pantas,karena sesungguhnya Allah lebih mengerti tentang kebutuhan kita sendiri,melebihi dari sekedar yang kita harapkan.


3. Jika menemukan kesulitan,tak perlu mencari kesalahan siapa siapa,tapi persiapkanlah diri hanya untuk perbaikan hati dan membina rumah tangga agar lebih baik lagi.


4. Rumah tangga yang dibangun dari ketiadaan,kemandirian dan tekad yang kuat,jauh lebih kokoh dibanding memulai rumah tangga yang lansung tercipta dalam suasana serba berkecukupan,tapi tidak punya nyali untuk menjadi lebih baik.


5. Tidak perlu berkecil hati jika menemukan jodoh yang belum terlihat kemapanan dunianya,tapi bertekad dan bekerja keraslah bersama sama,untuk memupuk dan menggapai apa yang pernah menjadi cita cita. Keharmonisan akan menuntun dengan sendirinya sesuai dengan apa yang kita impikan.