Sabtu, 16 Juli 2011

TKI Bukan Impian

Berawal dari hebohnya berita tentang TKI,aku sebagai pendamping seorang TKI, banyak hal yang terlintas di benakku,yang ingin kutuangkan menjadi sebuah goresan.

Mengenang sebuah Pepatah "Hujan Emas di negeri orang,hujan batu di negeri kita,masih enak di negeri sendiri ".

Ada berbagai tujuan dan alasan orang datang  dan tinggal di luar Negeri,diantaranya :

1. Para pelancong yang hanya keluar negeri untuk tujuan berlibur.

Diterminal keberangkatan luar negeri,banyak ditemui saudara kita yang hendak berlibur keluar negeri.Ada yang mau berlibur ke Singapura /negara jiran lainnya,dan ada juga yang akan ke Eropa,Amerika atau ke Timur tengah. Saudara kita ini adalah orang yang paling beruntung,karena dengan hidup dinegeri sendiri,mereka bisa plesiran kenegara manapun yang mereka inginkan. Karena kehidupannya di tanah air sendiri cukup makmur serta sukses membangun ekonomi. Sehingga dengan kesuksesannya,dia bisa jalan jalan menikmati keindahan dunia luar.Dia bisa berbelanja barang barang mewah berkelas dunia. Merekapun terdiri dari berbagai profesi,seperti pengusaha,pedagang,pejabat dan sebagainya. Keluar negeri pastinya atas keinginan dan hasrat sendiri tanpa harus ada beban dan paksaan dari segala sisi,apa lagi dari segi tuntutan ekonomi.

2. KeDutaan dan perangkatnya (KBRI)

Beliau ini adalah utusan negara yang tinggal di negara orang karena urusan kedinasan.Beliau tinggal dan punya legalitas sendiri disuatu negara dimana mereka ditempatkan.Bersyukur,karena beliau merupakan pelindung dan tempat mengadukan segala urusan yang berhubungan dengan para warga negara yang berkunjung ke negara itu. Kalau boleh di Sebut,Beliau adalah presiden dan para mentrinya para TKI untuk negara yang ditempati,dan para warga negara Indonesia yang berkunjung kenegara itu. Sebagian besar mereka tentunya akan menikmati hidup diluar negeri dengan dibiayai negara,walau ada sebagian kecil yang kurang menikmati karena harus terpisah dari keluarga dan saudara.

3. Para Pelajar

Mereka juga para orang orang yang dibarisan orang orang yang beruntung. Karena dengan kemampuan kepintaran dan kecerdasan yang dimiliki,mereka bisa mengecap pendidikan diluar negeri dengan caranya masing masing. Ada yang karena kepintarannya dia disponsori oleh negara maupun pihak swasta,dan tidak sedikit pula yang diongkosi oleh orang tuanya /maupun mengongkosi dirinya sendiri ,yang pastinya punya kemampuan ekonomi untuk itu.Sebagian besar dari mereka tentunya sangat bahagia dan menikmati hidup diluar negeri,meskipun ada segelintir yang minta kembali ke tanah air karena alasan tertentu.


4. Para Pengemban Tugas Baik Tugas Negara,Swasta,Pencari Berita maupun Para Pengusaha

Dalam Hal ini mereka keluar negeri dalam rangka menjalankan tugas/dinas sesuai dengan bidangnya masing masing. Kelompok ini sifatnya temporary dan biayanya pada umumnya di biayai oleh instansi yang mengutusnya. Tentu saja mereka sangat beruntung dan berbahagia. Karena berhasil atau tidak dalam misinya,minimal dia sudah bisa gratis jalan jalan keluar negeri tanpa harus merogoh koceknya sendiri.Banyak orang mendambakan untuk mendapatkan fasilitas ini. Apalagi biasanya dia tidak terikat waktu berlama lama diluar negeri,dan setelah selesai tugas,mereka bisa kembali kepangkuan keluarga. Lebih seru lagi kalau perjalanan itu bisa di biayai bersama keluarga juga.

5. Para Pekerja Yang sering di sebut TKI


Kelompok ini paling banyak jumlahnya dan paling banyak beredar diseluruh dunia.Kelompok ini terdiri dari 2 kelompok besar yaitu: Kelompok Profesional Skill (expert)  dan kelompok Non Skill

A.Kelompok Profesional skill (Expert)

Meskipun pada dasarnya,bekerja di negara sendiri dengan gaji dan fasilitas yang sama lebih didambakan,dan diharapkan,kelompok ini sedikit lebih beruntung,karena bekerja diluar negeri dengan aturan yang jelas,gaji yang bisa dibilang lumayan dan fasilitas dari perusahaan cukup memadai.Kebanyakan mereka bekerja di perusahaan perusahaan besar,perbangkan,perhotelan,telekomunikasi,dokter,guru dan beberapa perusahaan milik negara lainnya.Pastinya kelompok ini,sebelum berangkat sudah dibekali ilmu dan pengalaman yang cukup untuk bisa bersaing dengan para profesinal skill dari negara lain. Umumnya golongan ini sudah berbekal pendidikan yang memadai. Perbandingan jumlah yang senang tinggal dinegara orang dengan yang tetap ingin segera kembali ke tanah air cukup berimbang.Karena bagaimanapun juga,berada disekitar saudara saudara dan keluarga bagi sebagian orang merupakan satu keharusan dan kebutuhan.Walau bagi sebagian yang lain bisa enjoy dan menikmati  serta mampu mensiasati hari demi hari dengan berbagai macam ide dan cara.
Namun begitu,bagaimanapun indah dan nikmatnya dinegara orang,kampung halaman sendiri tentunya lebih indah dan sesuai dengan rasa yang telah dibangun sejak lahir.Jika saja ada peluang yang sama,dengan insentif dan fasilitas yang sama,pastinya golongan ini akan memilih kembali berkarya ditanah air sendiri,ketimbang harus jauh jauh mengais rezeki kenegara orang lain.Kecuali bagi mereka yang memang sudah terbiasa sejak kecil hidup dan tinggal diluar negeri,hal ini tentulah sesuatu yang biasa biasa saja.

B. Kelompok Non  Skill

Kelompok ini boleh dibilang kelompok yang paling sering terpuruk dan banyak yang kurang beruntung.Pada prinsipnya bekerja keluar negeri benar benar karena keterpaksaan hidup di negara sendiri.Kesulitan ekonomi dan sedikitnya lapangan kerja serta tuntutan ekonomi, mendesak mereka berjuang mempertahankan hidup dinegara orang. Mereka hanya bermodalkan tekad yang kuat serta semangat agar anak dan keluarganya tetap bisa bertahan hidup dan sekolah dari hasil perjuangannya. Kebanyakan dari mereka berpendidikan rendah,bahkan hanya dengan bermodalkan bahasa yang boleh dibilang kurang mencukupi,tidak sedikit juga yang tidak bisa baca,tulis dan berhitung.Kebanyakan dari kelompok ini bekerja sebagai pembantu rumah tangga,buruh bangunan,atau buruh kasar lainnya.

Ada beberapa cerita tentang TKI  yang sempat aku kutip dari hasil pertemuan sesaat di beberapa tempat. Diantaranya:

a. Tidak jarang ketika berpapasan di Mall atau pun ditempat tempat umum lainnya,mereka bertanya, Majikannnya gimana? baik ga? Betah ga? Tidak perlu heran atau marah,bukan juga karena dandanan kita yang kurang seperti para madam,tapi karena ternyata pengetahuan mereka tentang wanita Indonesia diluar negeri hanyalah sebatas pembantu rumah tangga. Tapi akan lebih kaget lagi,disaat kita jawab,bahwa kita disini ikut suami. Dia akan bertanya lagi,..kamu dinikahi majikannmu? Waduh,..gimana nih jawabannya..wkwkwk. Tapi begitulah batas pengetahuan mereka dan sempitnya jarak pandang mereka sehari hari.

b. Ketika bertemu dengan pekerja Indonesia yang ikut proyek pembangunan jalan,gedung dan sebagainya,mereka  bertanya,kamu kesini bayar berapa ke Agen? Ternyata tidak sedikit yang menjual tanah,rumah dan lain lainnya untuk ongkos datang kesini. Kenyataan yang dia terima,tidak juga seindah yang di bayangkan. Mereka tinggal di tempat sederhana,bekerja di tengah teriknya matahari yang kalau musim panas mencapai 55'C,mereka dibayar dengan upah yang hanya cukup untuk makannya dari bulan kebulan,beruntung kalau yang bisa menabungkannya,dan bersyukur juga kalau makanan yang disuguhi bisa sesuai dengan seleranya.Padahal untuk datang bekerja,mereka telah korbankan banyak hartanya yang dia punya.

c. Pernah suatu kali aku sama sama belanja sayur di sebuah supermarket dengan seorang ibu sekitar 50 tahunan. Disela sela berbelanja,dia sempatkan curhat dengan tergopoh gopoh karena ditunggui majikannya. Disitu dia sepertinya ingin sekali menumpahkan rasa,dengan menceritakan bahwa majikannya kejam,sedikit sedikit main pukul. Tapi sayang dia tidak bisa cerita banyak,karena majikannya membuntuti terus.Aku hanya bisa terpaku dan berdo'a,semoga ibu setua itu segera keluar dari segala permasalahannya dan bisa hidup tentram dinegeri sendiri. Aamiin.

d.Di Bandara Soekarno hatta,aku sempat mendengar seorang TKW menelpon suaminya,dari pembicaraan nya aku menangkap sebuah kepasrahan dan keterpaksaan hidup,serta dia sendiri sangat bingung dengan tujuan yang hendak dijelangnya. Disamping perjanjian kontrak yang kurang jelas,kejelasan pekerjaannya pun masih dia ragukan. Dia juga sempat bilang kesuaminya :"Kamu kok sepertinya senang ya mas,aku pergi jauh,sementara aku sendiri masih ragu dengan kondisiku".Dia katakan itu sambil menangis.

e. Sampai di Dubai,kutemui dua gadis belia,yang sedang transit mau ke Jordan. Sebagai anak yang berumur sekitar 14 tahunan,dan pertama kali keluar negeri,mereka terlihat gamang dan bingung hendak kemana,secara Dubai AirPort merupakan Airport yang sangat besar dan melayani semua penjuru dunia.Dengan bahasa yang masih sangat pas pasan,mereka terlihat meguatkan diri,demi sebuah harapan. Untung saja,banyak orang Indonesia yang ditemui pagi itu,sehingga bisa mengarahkan mereka harus kearah mana.

f. Suatu kali aku pernah mendengar percakapan sesama TKW,bahwa dia sangat akrab dengan majikan laki lakinya,bahkan tidak jarang dia lagi ngobrol di telpon,dipergoki oleh majikan perempuannya. Semoga saja yang seperti ini tidak banyak terjadi,namun bagaimanapun,ini realita. Yang terlintas dalam fikiranku,wajar kalau kadang kadang terjadi hal hal yang tak diinginkan,kalau si TKW sendiri bersifat seperti itu.Kita sangat berharap,semoga kedepan,yang seperti ini tidak kita jumpai lagi.Sungguh kasihan,jika pengorbanannya yang sudah jauh jauh pergi keluar negeri,hanya untuk mencoreng nama bangsanya.Bahkan lebih tragis lagi,ada yang satu hari sampai di tanah air,dia lansung melahirkan.Hal ini terjadi beberapa kali,dan negara tempatnya bekerja, juga berbeda beda.Alhasil,dengan alasan tidak mampu,dia memberikan anaknya untuk dipelihara oleh orang lain.Orang yang mengambil anaknya,dikenakan biaya persalinan saja.

g. Ketika hendak pulang ke Indonesia,aku sempat bareng dengan TKW yang transit dari Oman.Dia pulang hanya dikasih ongkos oleh majikannya,karena dia minta pulang sebelum waktu yang ditentukan dalam kontrak berakhir.Dia nekad,karena tidak tahan bekerja disana,lantaran majikannya suka marah dan kasar.


h. Berita tentang seorang teman baikku menabrak Onta,cukup mengagetkan banyak orang,baik di tanah air,maupun di sini.Walaupun tidak dipenjarakan,tapi Pasport temanku terpaksa ditahan selama 2 tahun,dan tentunya tidak bisa kemana mana,termasuk pulang ketanah air.Lebih sedih lagi,temanku itu masih pengantin baru,dan berniat menjemput isterinya. Apa hendak dikata,kebersamaan mereka terpaksa dipisahkan jarak yang cukup jauh selama 2 tahun lebih.Syukurnya,fihak KBRI cukup peduli dan ikut mendampingi temanku dalam menyelesaikan masalah ini.

h. Hampir dengan kasus yang sama,ada temanku juga yang menabrak orang di Highway. Kabarnya,kasus ini sering terjadi,dan dilakukan oleh warga negara lain,karena ada yang memang berniat bunuh diri lantaran frustasi dengan kehidupannya.Apapun alasannya,tentu saja yang menabrak tetap bukan hal yang diinginkan,bahkan temanku itu trauma mengendara.Bahkan anak dan isterinya sampai sekarang minta tinggal di tanah air saja tentunya dengan konsekwensi keluarga harus tinggal terpisah pisah. Sejauh ini,KBRI tempat aku tinggal,cukup peduli dengan berbagai kondisi warganya disini,walau kadang ada sebagian kecil yang berada diluar jangkauan pengawasannya.

i. Ada lagi yang datang kesini,dengan ongkos sendiri,tapi sesampai disini malah tidak menemui orang yang dia tuju.Dia sama sekali tidak tahu hendak bekerja dimana.Perjanjiannya tidak jelas,dan yang dia tuju juga tidak jelas alamatnya.Alhasil,jangankan mendapatkan uang,uang untuk ongkos pulang saja dia tidak punya.


j. Waktu di mau berangkat haji,di Border Saudi aku bertemu wanita Indonesia diantara serombongan wanita Qatar. Ibu itu bilang,dia dititipin majikannya berangkat haji bersama saudara majikannya yang lain. Karena majikannya ingin si ibu itu naik haji dulu sebelum balik ke Indonesia. Si ibu itu bercerita,bahwa majikannya baik banget,dan sangat mengerti. Gajinya tidak pernah ditunda,malah sering dikasih bonus. Tidak sedikit juga yang bernasib baik,dan tidak semua majikan yang jelek,jahat atau berpri laku buruk. Sesungguhnya,mungkin perbandingan yang baik jauh lebih besar dan sedikit sekali yang buruk .Dimanapun kita berada,yang baik dan yang buruk itu selalu ada,termasuk dinegara sendiri. Umumnya,semua itu berpulang pada pribadi masing masing.
Demikanlah sebagian kecil dilema sebagai TKI yang sempat kusaksikan dan kutuliskan,dan pastinya lebih banyak lagi dilema dalam kasus yang berbeda beda pula.Jika saja,negara dan bangsaku,yang sebenarnya kaya raya,bisa menyediakan lapangan kerja yang cukup,tentu saja dilema ini bisa dikurangi bahkan mungkin ditiadakan.Seperti halnya warga negara lain,yang tinggal diluar negeri,hanya karena Skillnya benar benar dibutuhkan dan dihargai.Bukan karena kebutuhan hidup yang mendesaknya untuk meninggalkan negeri yang dia cintai.
Apa lagi,dari segi apapun,negara kita adalah bangsa yang kaya raya,gemah ripah loh jenawi,untaian zamrut kalutistiwa.Negeri yang sangat subur,tanpa mengenal suhu dan musim yang ekstrim.Hasil bumi jangan ditanya,dari Sabang sampai merauke,melimpah dengan minyak,gas dan hasil tambang.Dari segi sumber daya manusia,Pendidikan dan kecerdasan anak bangsa,juga tidak kalah dengan bangsa lain.

Jika boleh ku berkisah,ingin sedikit kuceritakan tentang makmurnya negeri orang ini,negeri tempat kami mengais rezeki.Negara ini sangat kecil,saking kecilnya,hanya seperti titik saja jika kita memandangnya dari peta dunia.Suhunya cukup ekstrim,musim dingin kadang mencapai 3'C,dan kalau panas sampai mencapai 55'C bahkan pernah lebih.Mata pencaharian mereka,tadinya hanya ikan dan mutiara,hingga ditemukannya Minyak dan Gas.Jika dibandingkan dengan hasil alam kita,belum apa apa.Negara kita masih jauh lebih kaya.Negaranya juga hanya hamparan padang pasir,tidak subur seperti negeri kita.Untuk satu batang pohon,mereka kadang harus mengeluarkan biaya sampai 15 ribu QR senilai 40 juta Rupiah,untuk bisa hidup dan terawat.Airnya harus diselang dan dipompa,karena tidak ada sungai yang mengairi.Tapi,dengan kekayaan hasil tambang,mereka membiayai penghijauan,sehingga sekarang dimana mana tampak indah dan hijau.
Disetiap sudut kota,terlihat rapi dan tertata,Aturan lalu Lintas,dan aturan lainnya,sangat terang dan jelas,Segala lapisan masyarakat,bebas menikmati tempat tempat rekreasi,mulai dari pantai,taman,Musium dan lain lain,tanpa sesenpun dipungut biaya. Hukum benar benar ditegakkan,sehingga sedikit sekali yang berani melanggar. Apa lagi masalah pembayaran,apapun bentuknya,dalam urusan pemerintah,tidak ada yang boleh membayar tunai.Harus dengan ATM/kredit Card,agar tidak ada penyimpangan keuangan kemana mana,dan lansung masuk kas negara. Peraturan lalu lintas sangatlah ketat,dan bagi yang melanggar,dendanya sangat berat.Untuk pelanggaran lampu merah,sampai 6000QR..senilai 15 juta Rupiah.Parkir ditempat umum sangat teratur dan tanpa dipungut bayaran,kecuali ditempat tempat tertentu saja.Tapi jika parkir tidak pada tempat yang sudah ditentukan,akan dikenakan denda 500QR,senilai 750 ribu rupiah. Di sepanjang jalan,tidak banyak iklan yang kita jumpai,hanya beberapa saja,itu pun hanya sekedar mengingatkan rakyatnya,seperti "If not Fresh,don't buy",atau If not Safe,Don't do. Mereka sangat menghargai wanita.Dalam setiap kepentingan,wanita selalu jadi perioritas.Seperti di Bus atau ditempat lain. Laki laki akan spontan berdiri,pindah kebelakang,jika ada wanita yang naik.
Mereka sangat menghargai warga dan rakyatnya sendiri.Disetiap kepentingan apapun,penduduk asli selalu menjadi perioritas pertama,selanjutnya baru warga asing. mereka benar benar menjadi raja dinegaranya sendiri.Mereka benar benar merasa merdeka dan menikmati kekayaan negaranya. Dari segi berobat,semua warga hanya diwajibkan membayar 100QR per tahun,tapi biaya pengobatannya dijamin dari penyakit ringan hingga penyakit seberat apapun,walau harus diobati sampai keluar negeri.


Sebagai anak bangsa yang bersyukur,dan percaya sekali akan ketentuan Allah Swt,tentunya aku lebih bersyukur dan menikmati hari hari ku,walau dimanapun aku berada.Aku senang dan bangga,bisa selalu bersama keluarga,hidup tenang dan damai,baik di negeri ku sendiri,ataupun jauh dinegeri orang.


Harapanku,semoga suatu saat,bangsaku yang jauh lebih kaya,akan dapat lebih makmur dari negara tempat kubernaung saat ini.Karena jujur,aku merindukan kedamaian ,ketenangan,kenyamanan,rasa aman,keadilan,di negaraku sendiri,seperti orang orang yang disini menikmati negaranya. Sungguh "TKI Bukanlah Impian". Seindah dan semakmur apapun dinegeri orang,negeri ku sendiri tetap kurindukan dan kubanggakan.Andai saja dinegaraku sendiri,berpeluang besar untuk bisa hidup damai seperti disini,aku yakin,teman teman yang lain,pastinya akan merasakan hal yang sama dengan aku.Tentunya para TKI lebih memilih tinggal dinegeri sendiri,dekat dengan sanak family,bebas bertindak dan berkarir,membangun negeri yang diperjuangkan oleh nenek moyang sendiri.Di tanah air sendiri,tentu saja hidup akan jauh lebih bermartabat ketimbang menumpang di negara orang. Bagaimanapun senangnya,yang namanya menumpang,pastinya tidak senyaman ditempat sendiri.

Sedih sekali,jika kutemui ditempat tempat yang posisinya lebih layak,seperti di Mall mall,rumah sakit atau perkantoran lainnya,hanya didominasi oleh orang orang dari negara lain,sementara teman sebangsaku sangatlah sedikit,dan kebanyakan laki laki hanya pekerja kasar,dan perempuan hanya pekerja rumah tangga.

Bagi yang expert saja,yang boleh disebut,cukup mewah dan lebih dari cukup,masih tetap berharap bisa berkarir ditanah air sendiri,dan tetap mendambakan hidup layak di negeri sendiri. Bisa kita bayangkan bagaimana tertekan dan tersiksanya para pahlawan Devisa yang berangkat tanpa Skill sama sekali.Mereka harus hidup terpisah dari keluarga,bahkan ada yang meninggalkan anaknya yang masih merah,pergi jauh kenegri yang sama sekali belum dia kenali,dengan gaji yang juga belum tentu sesuai dengan yang diharapkan.Hidup terasing,berjuang sendiri dinegeri anatah berantah,dengan komunikasi yang masih terbata bata. Kalau bukan karena tekanan ekonomi,aku yakin tak seorang pun yang sudi berjuang mempertaruhkan harga diri.
Semoga kelak,negeriku lebih makmur dan maju,sehingga tak seorangpun rakyatnya memilih mempertaruhkan harga diri,berangkat jadi TKI non skill,meninggalkan ibu pertiwi,seperti sekarang ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar