Sabtu, 02 Juli 2011

Rumahku Syurgaku,Keluargaku Taman Jiwaku


Untuk syurga dunia,kita bisa ciptakan dimana saja yang kita inginkan.Dijalan,ditempat kerja,ditaman,dikota,di desa,dihutan,digurun,dilaut dsb nya.


Tidak mudah untuk membuat sebuah keputusan untuk menikah. Kapan.dimana,dengan siapa,itu seutuhnya hak yang maha kuasa. Manusia hanya berhak merancang dan berdo'a. Begitu juga yang kualami ketika menginjak Dewasa. Do'aku ketika dianjurkan menikah oleh orang tua...


"Ya Allah,jika menurut Engkau menikah adalah keputusan terbaik untukku,permudahlah,siapapun yang terbaik menurut Engkau,dekatkanlah hatiku padanya,dan jika ada yang tidak baik menurut Engkau,jauhkanlah,serta jangan sampai Engkau biarkan ada hati yang kecewa dan terluka. Semua hamba serahkan sepenuhnya padaMu wahai Robbi. Sungguh Engkau lebih tahu tentang diri hamba kemaren,hari ini atau pun esok hari,melebihi apa yang hamba ketahui.Hamba hanyalah Makhlukmu yang hanya Engkau titipkan sititik pengetahuan."


Berbeda dengan  orang yang menikah kebanyakan dizaman sekarang,didahului dengan masa pendekatan/perkenalan berbulan bulan bahkan bertahun lamanya,aku hanya berkenalan 4 jam saja. Walau berasal dari daerah yang sama,bahkan ada sedikit hubungan kekerabatan,tapi kami tak pernah saling bertemu. Kami diperkenalkan oleh keluarga,berbeda dengan siti Nurbaya.Kami cukup bebas memilih untuk melanjutkannya kepelaminan,atau cukup menambah persaudaraan saja. Tidak ada paksaan dan keharusan untuk melanjutkan menjadi suami isteri. Alhamdulillah,dalam simpuh dan sujudku,Allah menjawab do'a"ku,memudahkan jalan kearah pernikahan dan mendekatkan hatiku pada Effendi Damhuri  yang menjadi suami ku sekarang,dan InsyaAllah hingga ke Syurga kelak. Aamiin.


Memilih Seorang pribadi sebagai pasangan Hidup bukan karena kualitas keduniaan semata,tapi bersamanya menjadikan jiwa kita hidup dan damai,,raga kita sehat dan bergairah,keluarga kita bahagia,utuh dan ceria,dengan masa depan yang menjanjikan pertumbuhan yang santun dan penuh rasa syukur.




Masa perkenalan yang singkat,dan perencanaan berkeluarga yang belum matang,masa awal awal pernikahan benar benar membuat aku merasa masuk kedunia lain yang sangat berbeda dengan dunia yang kugeluti sebelumnya.Semua yang kutemui benar benar asing bagiku. Latar belakang yang sangat berbeda bahkan bertolak dengan suami,kondisi lingkungan yang tak pernah kubayangkan,serta banyak lagi hal lain yang manjadi Surprise sekaligus pelajaran baru dalam sebuah babak baru kehidupanku.

Masa pra nikah yang kugeluti dengan teman teman disekolah/kampus selama ini,diantara kitab kitab,berganti warna dengan lingkungan industri ditengah hutan dan setiap hari aku harus bertemu dengan orang orang dipasar ikan,pasar sayur berkecimpung antara dapur,cucian dan setrikaan,sebagaimana adanya seorang ibu rumah tangga. Ouh..sungguh bukan sebuah impian waktu itu. Apa lagi,sebelum nikah,disamping bekerja disebuah perusahaan,suamiku juga memiliki salon (sekaligus tempat tinggalku sementara diawal pernikahan),dirasakan sebuah kondisi yang tak pernah kudambakan. Image tinggal disalon,dengan lingkungan yang serba serbi,sangat bertolak belakang dengan segala pelajaran yang kuserap selama diasrama dan disepanjang aku sekolah. Sepertinya,suamiku sendiri juga belum sempurna mempersipkan diri untuk berumah tangga seperti layaknya orang orang yang mau menikah lainnya. Jadilah kami berdua memulai hidup baru dengan kondisi yang sempurna baru.

Jujur,Kondisi itu kurasakan sangat sulit,tapi pengertian,dukungan,kasih sayang yang tulus,kejujuran dan tanggung jawab suamiku,membuat aku tak mudah patah arang untuk menjalani hari hari baruku. Tekad yang kuat dari kami berdua,untuk mewujudkan keluarga sakinah,mawaddah warohmah,membuat keluarga baruku perlahan tumbuh dan berbunga. Warna warni masa lalu masing masing membuat Cinta kami dirasakan  makin indah.Kami awali hari baru dengan saling melengkapi diantara segala kekurangan dan kelebihan yang ada. Alhamdulillah,Sejak dipersaksikan didepan penghulu,sejak itu pula,kami bertekad utk keluar dari segala bentuk masa lalu yang kurang pantas untuk dilanjutkan.

Berdua,kami saling berbagi ilmu,berbagi pengalaman dan berbagi pengetahuan. Kami tidak malu untuk memulai belajar dari alif,menghafal ayat" pendek,bacaan sholat,do'a" dan lain lainnya. satu hal yang tak pernah kulupa,ketika suamiku meneteskan air setelah sholat Ied thn pertama kami menikah. Beliau terharu,karena waktu itu adalah puasa Ramadhan pertama yang puasanya penuh satu bulan,dan Alhamdulillah sampai sekarang tetap penuh walau godaan dan tantangan nya sangat kuat,apalagi dijalankan sambil mencari nafkah. Sebelumnya telah kumhonkan izin dari suamiku,untuk bercerita tentang ini,dan jawaban beliau,."Saya lebih bangga disebut mantan preman dari pada mantan ustad,lebih bangga lagi kalau jadi ustad sejak kecil sampai akhir hayat".

Perjalanan kami bergulir bak air mengalir. Pasang surut kehidupan pun tak luput menghiasi perjalanan kami. Jatuh bangun bukan lagi suatu hal yang asing. Tapi Mahligai yang indah tetap kami pupuk dan rawat hingga kapanpun.Sebait kata yang pernah kuselipkan untuknya :

Since 14 years ,...half my soul have been along with you....

oleh Sri Utami pada 08 September 2009 jam 21:53
My soul,....My heart,...My Love,...My Husband,...
Hari ini...
Telah 14 tahun kutitipkan setengah jiwaku bersamamu,...dan tak pernah kutanyakan lagi disimpan dimana,ataupun di bawa kemana,,.....karena sungguh kedamaian senantiasa menyelimuti setiap sudut nadiku,..dan nyanyian kalbuku tenang bernaung diantara hati dan jantungmu,...

Alhamdulillah,..ini adalah Ramadhan ke 15 kita bersama,..
Lebatnya hutan pedalaman Jambi,..Tajamnya hempasan petualangan di pesisir timur Borneo,..Kelebat hiruk pikuk metropolitan,....bercengkrama di bawah tenangnya aliran sungai Citarum,.. .hingga ganasnya taring mentari menantang fatamorgana di tepian teluk persia,...Menjadi saksi bisu disetiap depak langkah kita...

Suamiku,..Happy Birthday....Happy Wedding Anniversary,....
Semoga Cinta ini kekal dari dunia sampai akhirat,..
Sayang si nenek penikmat kebahagiaan kita,.. hari ini tak lagi bersama,...
InsyaAllah,...Beliau akan selalu menyaksikan dari alamnya yang sudah berbeda,..

Doha

Alhamdulillah,setelah 3 tahun menikah,kami di karuniai seorang putri cantik yang sehat dan membanggakan yang kami beri nama "Miftah Khairina Bahari" Yang kami artikan Kunci segala kebaikan yang dilahirkan di seberang lautan. Karena terlahir jauh dari kampung halaman,di tepian laut Kalimantan. Semoga kelak,sibuah hati menjadi wanita solehah,yang bermanfaat bagi Agama dan bangsanya...Aamiin.

Sepanjang kebersamaan,pastinya tidak akan pernah luput dari kesalahan,kehilafan atau mungkin hanya sekedar salah faham. Tak ada gading yang tak retak.Tapi kami berusaha untuk tidak memperuncing persoalan persoalan kecil yang terkadang melintas tanpa diundang. Mudah meminta maaf,dan mudah memaafkan merupakan aji paling ampuh yang kami pertuan agungkan disaat terjadi kesalahan. Jika Berbeda pendapat,atau terjadi pertikaian pendapat,adu argument bukanlah hal yang tabu buat kami,tapi saling mengerti adalah obat yang paling mujarab untuk menemukan jalan terbaik.Cemberut,manyun,bermanja,bujuk rayu,merupakan bumbu penyedap yang selalu tersaji tanpa permisi. Jika perselisihan harus hadir,kami tidak membiarkan tetap menyelimuti sampai esok hari. Jangan sampai marah,kesal,sedih,cemburu,hadir berlama lama dan ikut tidur diantara kita. Sebisanya diusahakan sebelum mata terpejam,segala persoalan sudah menemukan jalan keluar,dan tidur lelap bisa menjadi malam terindah setiap hari. Sehingga esok pagi dapat menyambut cerahnya mentari pagi dengan hati yang bahagia.

Kejujuran merupakan kunci dan prinsip yang tak dapat ditawar lagi dalam  kehidupan rumah tangga kami.Prinsip Qulil Haq Walau Kaana Murron (katakanlah yang benar itu,sekalipun pahit) menjadi menu istimewa penghias kasih sayang. Tak ada manusia yang sempurna,namun tak ada kesempurnaan yang bisa diciptakan tanpa dilandasi kejujuran. Jujur juga membuat masalah yang berat  jadi ringan,yang rumit jadi mudah diselesaikan.Demikian juga yang kami terapkan kepada sibuah hati. Kita boleh saja salah,karena tidak ada yang tidak pernah salah. Tapi Bersegeralah Jujur,agar segera keluar dari kesalahan itu. Sebab,sekali mencoba tidak jujur,akan menciptakan ketidak jujuran berikutnya.InsyaAllah Kejujuran lebih berperan penting dalam membangun Rumahku Syurgaku,Kelurgaku taman hatiku.



Pelajaran yang bisa di Petik dari sini:


1. Keikhlasan menerima takdir Allah Swt adalah tonggak supaya kita bisa meniti hari demi hari dengan ringan dan tanpa merasa tersakiti.


2. Jika Tali pernikahan yang sah telah merekatkan jiwa kita,maka nikmatilah itu dengan penuh rasa syukur. Pasangan kita adalah karunia terbaik yang Allah ciptakan untuk kita. Jangan pernah merasa tak pantas,karena sesungguhnya Allah lebih mengerti tentang kebutuhan kita sendiri,melebihi dari sekedar yang kita harapkan.


3. Jika menemukan kesulitan,tak perlu mencari kesalahan siapa siapa,tapi persiapkanlah diri hanya untuk perbaikan hati dan membina rumah tangga agar lebih baik lagi.


4. Rumah tangga yang dibangun dari ketiadaan,kemandirian dan tekad yang kuat,jauh lebih kokoh dibanding memulai rumah tangga yang lansung tercipta dalam suasana serba berkecukupan,tapi tidak punya nyali untuk menjadi lebih baik.


5. Tidak perlu berkecil hati jika menemukan jodoh yang belum terlihat kemapanan dunianya,tapi bertekad dan bekerja keraslah bersama sama,untuk memupuk dan menggapai apa yang pernah menjadi cita cita. Keharmonisan akan menuntun dengan sendirinya sesuai dengan apa yang kita impikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar