عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم :مَا مِنْ مَوْلُوْدٍ إِلاَّ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ. فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ وَيُنَصِّرَانِهِ وَيُشَرِّكَانِهِ. فَقَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُوْلَ اللهِ! أَرَأَيْتَ لَوْ مَاتَ قَبْلَ ذَلِكَ؟ قَالَ “اَللهُ أَعْلَمُ بِمَا كَانُوْا عَامِلِيْنَ.
Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: “Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanyalah yang membuatnya menjadi seorang Yahudi, seorang Nasrani maupun seorang musyrik.” Lalu seorang laki-laki bertanya: “Ya Rasulullah! Bagaimana pendapat engkau kalau anak itu mati sebelum itu?” Beliau menjawab: “Allah lebih tahu tentang apa yang pernah mereka kerjakan.”
Setiap yang menikah/berumah tangga,pastinya mendambakan kehadiran seorang anak atau lebih. Berabagai harapan dan tujuan yang terbersit dihati masing masing. Ada yang karena menginginkan ada penyambung keturunan,ada yang berfikir supaya kelak dimasa tua ada yang memelihara,ada yang karena ingin ada hiburan atau teman dirumah yang megah,ada juga yang ingin untuk menjaga hartanya yang melimpah,ada juga yang agar kelak ada penerus warisannya yang tiada tara banyak nya,ada yang hanya untuk dibangga banggakan karena paras nya yang cantik atau tampan,atau mungkin bangga karena bisa menjadikan sianak Sukses meraih impian dan cita citanya,bergelar,berpangkat ataupun berkedudukan tinggi.Ada yang kelak diharapkan akan memetik hasil dari jerih payah selama memelihara si anak,ada juga hanya untuk penyemarak rumah dan tidak dibilang mandul,bahkan ada yang hanya sekedar dilahirkan tanpa tujuan dan harapan yang jelas.
Sungguh memilukan,jika ini tujuan utama dalam mendambakan seorang anak.Karena tak obahnya dengan niat memelihara sebatang pohon atau membesarkan seekor binatang. Seperti halnya yang terjadi di bawah ini :
1. Sebagian orang ada yang sekedar menikah atau ada yang bahkan tanpa ikatan pernikahan yang syah (Na'uzubillah hi minzalik),akhirnya tanpa niat dan tujuan yang jelas juga,lahirlah seorang anak . Kadang anak ini tak sepenuhnya didambakan,tapi karena sebab takut meng aniaya,akhirnya sianak tumbuh besar tanpa rencana dan tujuan masa depan. Kadang harus hidup tanpa kejelasan status. Jika kelak hidupnya berhasil,itu karena keberuntungan semata,tapi jika gagal menjalani perjalanan hidupnya,juga tidak ada yang berharap dan menyesalinya.Jika kelak berhasil dari segi ekonomi ,karir maupun pendidikan,dan mengabdi pada yang mengasuhnya,itu hanya suatu keberuntungan karena kekuatan dan kegigihannya bertahan hidup,atau kasih sayang yang diperoleh dari seseorang yang kebetulan kasihan melihatnya. Bagai manakah tanggung jawab orang tuanya kelak? Di dunia sudah jelas tak dapat diharapkan,apalagi di akhirat. Orang tua seperti apakah ini??? Anaknya diperlakukan tak obahnya dengan sebatang pohon singkong,yang dilempar dipinggir pagar. Jika kelak tanpa sengaja tumbuh subur,maka akan dapat diambil manfaatnya. Tapi jika harus mati karena seleksi alam,tidak ada juga yang menyesalinya...Tidak kah kita takut jika tergolong kepada orang tua yang seperti ini kelak di akhirat?
2. Ada lagi sebagian orang yang mati matian memelihara anaknya,menyekolahkan,membesarkan.Kebanyakan,sianak yang seperti ini,kecilnya dipacu untuk belajar dan belajar,dipupuk dengan gizi yang memadai,dididik dengan aturan yang cukup jelas,malah kadang orang tua melupakan kapan si anak harus menikmati masa masa kanak kanaknya. Si anak di cekoki dengan les les,yang penuh dari hari senin hingga senin lagi. hingga gede nya menjadi sukses,berpangkat,berkedudukan,sehingga saking suksesnya untuk bertemu anaknya saja dia sangat sulit. Dari segi finansial,dia sangat diperhatikan,sangat berkecukupan bahkan melebihi dari cukup. Dia dapat mereguk nikmatnya kesuksesan sianak hasil didikannya. Tapi sayang,anaknya tidak punya waktu banyak untuk berlama lama bersamanya,menyapa,bercanda,bercengkrama,apalagi untuk memperhatikan hati orang tuanya yang kian hari kian gersang.Orang tua semata mata hanya di manjakan dengan limpahan harta benda. Lebih sayang lagi,diumur yang tak muda,harta yang berlimpah itu sudah tidak banyak lagi bisa dinikmati oleh orang tuanya. Anak yang dididik seperti ini,tak ubahnya dengan membesarkan sebatang pohon mangga,Apel,jeruk atau yang lainnya. Seberapapun banyak dan lebat buahnya,sungguh yang menanam hanya bisa menikmati sedikit saja dari buahnya yang lebat itu.
3. Ada yang mati matian ingin mempunyai anak,karena ingin kelak sianak bisa menjaga hartanya yang melimpah ruah,dan bisa menjaga dan melindunginya dari keganasan lingkungan. Dia tak peduli,anaknya harus sekolah tinggi atau tidak.Malah dia lebih cendrung memberikan kesenangan dengan memupuk hobi si anak,atau mungkin pendidikannya lebih cendrung bergaya militer,premanisme atau bela diri. Dia juga tidak berfikir anaknya harus lebih maju dari yang sudah dia dapatkan. Karena menurut hitung hitungannya,hartanya yang melimpah,sudah cukup untuk dinikmati anak dan keturunannya. Dia hanya ingin terjaga disisi anaknya hingga ajal menjelang. itu saja. Kelansungan hidup anak cucu dimasa masa berikutnya,cukup dia standarkan dengan apa yang sudah diraihnya. Pendidikan seperti ini,tak obahnya seseorang yang sedang memelihara sebatang pohon beringin di rumahnya atau lebih jelek lagi bagaikan memelihara seekor anjing. Dia perlakukan anaknya tak lebih dari itu. hanya sebagai penjaga,dengan kebutuhan yang sudah dia sediakan,serta akan menggonggong jika ada yang hendak berniat mengganggu kenyamanan tuannya.
4. Ada lagi yang rindu akan hadirnya tangisan seorang bayi dirumahnya,untuk memecah keheningan,untuk menyemarakkan rumah tangga. Yang hendak dibanggakan kemanapun dia pergi.Pendidikan dan pengabdian berada diurutan nomor sekian. Yang terpenting penampilannya bisa membanggakan,kepopulerannya bisa diandalkan.Orang tua dengan tujuan seperti ini,cendrung akan menghabiskan uangnya untuk mendandani dan mempopulerkan anak anakanya. Tentang kesuksesan akademik apalagi kesuksesan akhirat itu urusan nanti. Jika laki laki,ibarat ikan hias dalam Aquarium,jika wanita ibarat mawar ditaman,seperti kucing persia yang berbulu tebal,Cantiq wajahnya,tampan rupanya,elok perwakannya. Kadang butuh biaya mahal untuk perawatannya. Tapi sayang,hanya baik untuk dipandang saja. Kecantikan,ketampanan,keelokan,hanya karunia Allah Swt semata,untuk memanjakan mata dan rasa,tidak banyak manfaat yang bisa dipetik dari nya.Syukur syukur jika kelak si anak masih sempat menjenguknya ketika dia sudah tak berdaya,tapi tak jarang anak malah tak mau mengakui orang tuanya,disebabkan mungkin kesenjangan ekonomi,ataupun kesenjangan perawakan. Na'uzubillah ..
5. Ada Juga yang dari kecil anaknya dititipkan entah dimana,entah dididik seperti apa,oleh siapa,tergantung yang mendidiknya. Bersyukur,jika yang mendidiknya benar kearah yang lebih baik,maka kelak besarnya bisa bermanfaat buat orang tua dan lingkungannya. Tapi jika yang mendidiknya kearah yang salah,maka alamat sianak juga akan rusak binasa. Jika terdidik dengan benar,bisa berbakti pada orang tua nya,maka jadilah sianak ibarat bunga kamboja yang entah datang dari mana,tiba tiba menjadi penghias dimakam orang tuanya. Tapi jika salah didik,bisa jadi sianak akan laksana seekor tikus got yang ganas,yang tiba tiba merongrong dan merusak kehidupan lingkungannya,tanpa pandang bulu,termasuk kehidupan orang tua dan pengasuhnya. Marilah kita berhati hati,wahai para orang tua.
6. Ada lagi orang tua yang mendidik,mengasuh,memanjakan anaknya,berharap kelak bisa menjadi penopang ekonomi orang tua &keluarga,bisa membahagiakan . Berharap kelak dimasa tua,dia bisa diberi kesenangan dan dipelihara dengan baik oleh anaknya. Ibarat memeberi makan ikan dikolam,atau memelihara sapi hingga berkembang biak dan susunya bisa diperah setiap saat,atau mungkin perkebunan karet atau sawit yang sangat luas,Walau dia sendiri sudah tidak mengurusnya lagihasilnya tetap bisa diharapkan. Tapi sayang,tak jarang,tujuan seperti ini kadang malah berbalik ibarat memelihara pohon kelapa yang condong/miring kekebun orang. Pangkalnya kita yang merawat,namun hasilnya dipetik orang lain. Atau mungkin seperti Ayam beranak itik. Yang mana anaknya berenang dengan riang dikolam,dia hanya bisa mengamati dari luar.
7. Ada yang paling mengerikan..apalagi dizaman yang semakin edan saat ini. Salah salah mendidik,kita terjebak oleh kenakalan remaja,bahkan kejahatan setelah dewasa . Pengaruh modernisasi,kemajuan teknologi,bahkan himpitan ekonomi,sangat berpengaruh pada perkembangan nilai nilai peradaban dan nilai nilai keagamaan. Tidak asing kita tonton di Televisi,ada anak yang tidak segan segan menyiksa bahkan membunuh orang tuanya. Ini kebanyakan akibat pola asuh dan tujuan orang tua,yang hanya membesarkan anaknya dengan uang dan harta. Tanpa menelaah lebih jauh,bagaimana pergaulan dan sepak terjang anaknya. bukan hanya itu,bahkan orang tuanya sendiri sudah hidup dalam dunia seperti itu,jauh sebelum anaknya lahir..Na'uzubillah hi minzaalik. Ibarat membesarkan anak harimau,kecil ditimang dan di tempatkan di sangkar yang mewah,namun jika sedikit saja salah mendidik,atau salah bersikap,dia tidak akan segan segan menerkam orang yang telah memeliharanya sejak kecil. Jangankan untuk mengabdi kepada orang tua,memikirkan keselamatan dirinya sendiri saja,kadang dia sudah tidak sanggup lagi.
Demikianlah beberapa contoh,jika kita membesarkan/mendidik anak,hanya berstandarkan keduniaan semata. Hartanya yang berlimpah,tidaklah akan dibawa keliang lahat,jabatannya yang tinggi,tidak akan mampu membantu merekomendasikan apa apa saat menjawab pertanyaan malaikat mungkar dan Nangkir,Keperkasaannya takkan mampu mengawal kita hingga ke akhirat kelak,Ketampanan,kecantikan dan keelokan rupanya,tidak akan menggoyahkan niat malaikat maut untuk mencabut nyawa kita,jika ajal sudah menjelang,Seberapapun sayang dan setianya si anak,pastinya kesetiaannya hanyalah hingga mengantar keliang lahat.
Oleh sebab itu,wahai para orang tua,anak kita bukanlah hewan,juga bukan tumbuh tumbuhan. Tapi mereka adalah jiwa jiwa yang suci ,yang dikaruniakan Akal dan Fikiran,Dikaruniakan Otak yang Cerdas,hati yang beningpribadi yang lembut,Jasmani dan rohani yang paling sempurna diantara semua Ciptaan Allah Swt.Sebagai mana Firman Allah Swt : pada Surat At Thin Ayat 4 :
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
Artinya : Sesungguhnya Kami ciptakan manusia dengan sebaik baik kejadian.
Karenanya,mari kita manfaatkan semaksimal mungkin,karunia Allah Swt yang tak terhingga ini. Jangan sampai,wujud karunia yang begitu sempurna,dan titipan kepercayaan atas seorang anak,setampuk Jiwa yang masih suci,kita ubah dan jatuhkan kembali menjadi sesosok Hewan yang mengerikan.
Mari berhati hati dengan peringatan Allah Swt : Surah Al A 'Raf 7:179
Artinya:
"Dan sesungguhnya (Kami)ALLAH akan masukkan ke dalam neraka jahanam itu sebahagian
dari golongan jin dan manusia, mereka itu mempunyai hati, tetapi tidak mau memahami ayat ayat ALLAH .Mereka mempunyai mata, tetapi tidak mau melihat tanda tanda kekuasaan ALLAH.Mereka mempunyai telinga tetapi tidak mau mendengar ayat ayat dan nasihat ALLAH.Mereka tidak ubah seperti binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang orang lalai."
Sebagai pasangan Muslim dan Muslimah,bermunajad kepada Ilahi Robbi,agar dikaruniakan keturunan yang soleh atau solehah,agar kelak dapat mendo'akan orang tuanya. Itu adalah tujuan utama mendamba seorang anak. Apapun kerinduan tentang dunia,sifatnya hanya lah sementara. Tapi bagi anak yang Soleh dan Solehah,Do'a nya menembus hingga ke akhirat kelak. Disamping bermohon kepada Allah Swt untuk di sukseskan perjalanan Dunianya,yang paling penting adalah Mohon diijabah do'a do'a nya untuk kelapangan dan kebahagiaan kedua orang tuanya.
Karena Pasangan Muslim dan Muslimah yakin sekali dengan ajaran Rosulullah :
إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ، صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يَنْتَفِعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْ لَهُ
Apabila seorang anak Adam meninggal maka terputuslah amalnya kecuali karena tiga hal,
yaitu :Shadaqah jariyah, Ilmu yang bermanfaat, atau Anak shaleh yang mendoakannya.HR Muslim
Untuk memperoleh nya,tentu saja harus berjuang di dunia,agar bisa beribadah dengan tenang,nyaman dan khusu'. Mari Didik anak anak kita yang Cerdas dengan Ilmu dunia,agar bisa mendapat kelapangan hidup selama di dunia,tapi jangan sampai lalai,mendidiknya dengan Ilmu Akhirat,karena ini lah yang menjadi tujuan utama dari segala bentuk kebahagiaan seorang Muslim.Muslimah.
Mari ajarkan kepada anak keturunan kita untuk berpacu mencari kejayaan Dunia,seolah olah akan hidup selama lamanya,Karena dalam menjalani kehidupan dunia,kita akan menghadapi godaan syetan dan ancaman teknologi yang kurang dilandasi dengan nilai nilai Islam,Bahkan sengaja merusak agama Allah Swt dengan kenikmatan Dunia semata.Pesankan pada si buah hati, agar tidak lupa,bahwa kejayaan Dunia hanyalah bersifat sementara,dan ajarkan yang lebih hakiki,mengejar kedamaian Akhirat dengan Ilmu agama dan Etika hidup selama di Dunia,agar kelak tidak tersesat ke jalan yang tidak di Ridhoi Allah Swt.
Sungguh Dunia tidaklah kekal..Dunia hanya sesaat saja..Akhiratlah yang sesungguhnya kehidupan...Sebagai Jiwa yang lembut,mari rengkuh hatinya dengan cinta dan kasih sayang,sebagai insan yang baru menapaki dunia,mari ajarkan tentang hidup dan kehidupan padanya,Sebagai makhluk yang berfikir,mari bimbing sikecil mencari jati diri,agar tidak tersesat kejalan yang tidak diridhoi Allah Swt. Sebagai makhluk yang tidak kekal,mari kita ajarkan ilmu agama padanya,dan berikan contoh yang baik agar dia tidak terlanjur mencontoh yang bukan sewajarnya dia contoh. Sebagai pribadi yang masih labil,dia butuh sosok yang tegas tapi bersahaja yang selalu mendampingi usia nya.Jangan biarkan dia mencari cari sendiri jalan hidup tanpa bimbingan dan aturan. Namun,jangan lupakan ada toleransi dan kebebasan berfikir yang dia miliki. Karenanya sebagai orang tua,kita dituntut lebih bijaksana,tegas dan toleran. Disatu sisi,Jangan perlakukan si buah hati bagaikan hewan,tapi disisi lain,jangan lupa,ada sifat sifat kehewanan yang dibawanya sebagai Insan. "Al Insanu Hayawanun Nathiq." Namun Bukan Hewan yang dipacu sesuai keinginan kita,bagaikan melatih kuda pacuan . Mari Selipkan kasih sayang diantara ketegasan, Timpali kelembutan disaat menyusun tujuan. seimbangkan Harapan dengan perjuangan kita. sejalankan pendidikan Dunia dengan pendidikan akhiratnya.Mari iringi langkahnya dengan do'a,disaat sibuah hati berjuang menjemput impian...
InsyaAllah,dengan pendidikan yang seimbang antara Dunia dan akhirat,Maka kita akan tenang menyaksikan si buah hati tumbuh menjadi pribadi yang sukses duniawi,santun beretika dan Ta'at ber agama...pencapaian yang Sempurna dan seimbang..sesuai ajaran Al Qur'an..
Sukses Dunia dan Akhirat...insyaAllah..Aamiin
Mari baca :
madrasyatul-ula.
Ketika menjadi orang tua,bagaimana dulu kita sebagai anak?
Wanita,ibu,Isteri
merawat-cinta-mengurai-kasih-sayang.