Perjalanan ke Sinai,kami awali dengan berangkat tengah malam dari Cairo. Kami bertolak sekitar pukul 1 dini hari,dan sebelumnya menitipkan sebagian barang dan koper di Wisma Nusantara Cairo. Sengaja memilih berangkat malam,agar sampai di Sinai pagi hari.
Disepanjang perjalanan,kami bisa tidur lelap,kecuali pak sopir..hehehe.
Ketika pagi mulai menyapa,mentari mulai mengintip mengiringi deru kenalpot,tak terasa kami sudah menyusuri tepian laut merah yang indah.
Di beberapa titik jalan,kami harus bangun karena ada pemeriksaan demi pemeriksaan,karena kami sudah mulai memasuki kawasan yang mendekati Israel dan Palestina. Alhamdulillah..pemeriksaan demi pemeriksaan kami lewati tanpa kendala yang berarti...
Lepas dari tepian laut merah,kami terus menyusuri menuju timur laut,dan tak terasa,kami juga telah tenggelam di terowongan bawah laut yang menghubungkan Asia dan Afrika di terusan Suez...Sungguh menakjubkan...MasyaAllah.
Baginilah sepanjang perjalanan yang sempat kami abadikan.Pemandangan yang dihiasi bukit bukit batur yang berjejer menghampar dan penuh warna. Gersang tapi semakin mengharukan.
Dibawah ini adalah salah satu pos penjagaan yang kami lalui. Disini para rombongan Solat Subuh dulu,sebelum melanjutkan perjalanan.
Sebelum mendaki,kami sarapan dulu di perkampungan sekitar bukit Tursina. Kami sengaja membawa perbekalan makanan seadanya dari Cairo,agak tidak repot mencari cari makanan sampai disana.
Ini adalah Patung Samiri (Sapi Betina) yang dijadikan sembahan pada zaman dahulu,disaat nabi Musa As sedang menjemput Wahyu di Bukit Tursina seama 40 Hari.
Foto dibawah ini adalah Makam Nabi Harun As.
Saat nya mulai menaiki Bukit Tursina yang jalannya terjal dan kecil. Kami menunggangi Unta,dengan membayar 1 Unta 100 Pond kalau ga salah,sementara adik adik mahasiswa mendaki dengan berjalan kaki.
Subhanallah..Sungguh tak kan mungkin terlupakan ..karena ini merupakan pengalaman pertama menunggangi Unta sendiri,tanpa di pegangi oleh si empunya Unta. Perkiraan semula,Unta ini akan di pegang dan diawasi hingga ke atas. Namun,ketika ditanya,kenapa Untanya tidak dipegangi?? Jawaban yang punya unta hanyalah...Unta itu sudah hafal jalan ke atas..Subhanallah...Ingin rasa nya marah..tapi percuma..tetap tak digubris..hufff..Ya Sudah lah..Bismillah aja.
Tak sedikit yang mengutuk,marah dan menangis ketika melewati jalan jalan tertentu. Bagaimana tidak...Pastinya semua orang akan khawatir,jika tiba tiba si Unta salah jalan,ngambek,atau mungkin lari semaunya...Huuuhhhhh..geraaaamm..tapi mau marah sama siapa???
Foto di bawah ini,adalah beberapa contoh jalan naik yang sempat kami jepret sambil hati tetap was was...:(
Ini Adalah pemandangan sampai di atas. Disana juga terdapat beberapa warung kecil untuk sekedar menikmati secangkir teh atau kopi hangat,Mie Instan dan makanan kecil lainnya. Kami sampai diperkampungan Nabi Yahya As.
Ini pemandangan yang terlihat dari atas. Jauh dibawah sana,ada perkampungan Nabi Idris As.
Mari kita tatap kebesaran Allah Swt dengan pemandangan dibawah ini. Diatas bukit Batu yang tandus,Allah tetap memberikan kehidupan bagi hamba yang dikehendakiNya...MasyaAllah.
Ketika hendak turun,diperjalanan kami berpapasan dengan saudara kita dari Bandung. Mereka baru memulai perjalanan menuju puncak,disaat kami sudah hampir sampai kembali ke bawah.
Sebelumnya :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar