Jujur,sebelum menikah,diriku bukanlah wanita yang hobby dalam bidang masak memasak bahkan kalau sudah berfikir kearah dapur,diriku kurang berminat. Tapi,setelah menikah,apalagi punya anak,keinginan untuk memanjakan lidah sang kekasih dan sibuah hati dari dapur sendiri,timbul dengan sendirinya,walaupun suami tak pernah mengharuskan aku untuk itu. Cinta dan kasih sayang yang tulus,menggiringku menuju dapur,pasar ikan ataupun pasar sayur yang terkenal becek. Sungguh suatu kebahagiaan melihat anak dan suami menikmati hasil racikan jari sendiri dengan nikmat dan lahap...Hmmm...Bahagia nya jika menyaksikan yang terkasih sampai berkeringat menikmati olahan tanganku sendiri....Pujian dan kepuasan yang mereka tunjukkan sudah melebihi sebuah award yang membuat diriku lebih bersemangat lagi.
Syurga pertama dalam keluargaku berusaha kuciptakan dari kepulan asap dapur setiap hari. Pasang surut perekonomian tidak melunturkan semangatku untuk tetap menghadirkan masakan sehat dan bergizi walau dengan menu sederhana. Yang terpenting kami semua bisa menikmati makanan sehat penuh gizi walau tidak mahal dan mewah. Alhamdulillah sang suami dan sibuah hati juga tidak terlalu rewel dengan menu menu yang kusajikan. Kami menikmati makanan apa saja yang ku masak,yang penting halalan Toyyibah,sehat dan bergizi.
Banyak hal Positif yang bisa kita tuai dari memasak sendiri untuk keluarga,diantaranya :
1. InsyaAllah akan menuai pahala jika kita kerjakan dengan ikhlas karena Allah Swt.
2. Bisa kita pastikan masakan yang kita masak sendiri adalah masakan halal dan dari bahan yang halal dan cara cara pembuatan yang halal.
3. Menghemat keuangan,tapi tetap bisa menikmati makanan yang lezat dan bergizi.
4. Menciptakan semangat untuk terus belajar tentang menu menu baru sehingga keluarga tidak jenuh untuk makan dirumah.
5. Bisa kita yakini tentang kebersihan dan barunya masakan.
6. Disesuaikan dengan selera keluarga sehingga sedikit sekali kemungkinan untuk membuang makanan
7. Mempererat rasa kasih sayang dan membangun kerja sama yang baik diantara anggota keluarga.
8. Membangun keinginan untuk belajar memasak makanan sendiri bagi anak anak,apalagi yang punya anak perempuan. Sebagai wanita keturunan Minang asli,sudah tidak asing lagi bagiku untuk menerapkan pola memasak makanan sendiri untuk keluarga. Kebiasaan ini sudah diterapkan sejak lama didalam tradisi wanita Minang kabau.
Tidak bisa dipungkiri,bahwa para presiden,para pembesar,para ilmuwan,dan banyak lagi orang orang terkenal,hadir dan besar dari kepulan asap dapur dan memakan hasil racikan tangan ibunya sendiri.
Meskipun lebih sering memasak sendiri,namun sesekali kami juga menikmati kuliner diluar rumah sebagai variasi selera dan refreshing.
Syurga pertama dalam keluargaku berusaha kuciptakan dari kepulan asap dapur setiap hari. Pasang surut perekonomian tidak melunturkan semangatku untuk tetap menghadirkan masakan sehat dan bergizi walau dengan menu sederhana. Yang terpenting kami semua bisa menikmati makanan sehat penuh gizi walau tidak mahal dan mewah. Alhamdulillah sang suami dan sibuah hati juga tidak terlalu rewel dengan menu menu yang kusajikan. Kami menikmati makanan apa saja yang ku masak,yang penting halalan Toyyibah,sehat dan bergizi.
Banyak hal Positif yang bisa kita tuai dari memasak sendiri untuk keluarga,diantaranya :
1. InsyaAllah akan menuai pahala jika kita kerjakan dengan ikhlas karena Allah Swt.
2. Bisa kita pastikan masakan yang kita masak sendiri adalah masakan halal dan dari bahan yang halal dan cara cara pembuatan yang halal.
3. Menghemat keuangan,tapi tetap bisa menikmati makanan yang lezat dan bergizi.
4. Menciptakan semangat untuk terus belajar tentang menu menu baru sehingga keluarga tidak jenuh untuk makan dirumah.
5. Bisa kita yakini tentang kebersihan dan barunya masakan.
6. Disesuaikan dengan selera keluarga sehingga sedikit sekali kemungkinan untuk membuang makanan
7. Mempererat rasa kasih sayang dan membangun kerja sama yang baik diantara anggota keluarga.
8. Membangun keinginan untuk belajar memasak makanan sendiri bagi anak anak,apalagi yang punya anak perempuan. Sebagai wanita keturunan Minang asli,sudah tidak asing lagi bagiku untuk menerapkan pola memasak makanan sendiri untuk keluarga. Kebiasaan ini sudah diterapkan sejak lama didalam tradisi wanita Minang kabau.
Tidak bisa dipungkiri,bahwa para presiden,para pembesar,para ilmuwan,dan banyak lagi orang orang terkenal,hadir dan besar dari kepulan asap dapur dan memakan hasil racikan tangan ibunya sendiri.
Meskipun lebih sering memasak sendiri,namun sesekali kami juga menikmati kuliner diluar rumah sebagai variasi selera dan refreshing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar